24 Februari 1942: Voice of America Siaran Perdana ke Jerman di Tengah Perang Dunia II

VOA berkembang menjadi media penyiaran global yang memainkan peran penting dalam diplomasi Amerika Serikat, dari era Perang Dingin hingga era digital saat ini.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 24 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 06:00 WIB
Ingat! Sebentar Lagi Siaran TV Analog Dimatikan di 166 Kabupaten/Kota
Ilustrasi TV Analog.... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington D.C - Pada 24 Februari 1942, Voice of America (VOA) memulai siaran perdananya ke Jerman melalui gelombang pendek di tengah berkecamuknya Perang Dunia II.

Dengan janji untuk selalu menyampaikan kebenaran, meskipun itu merugikan Amerika Serikat, VOA menjadi alat utama dalam melawan propaganda Nazi dan memberikan harapan bagi masyarakat di wilayah pendudukan.

Mengutip laman Landmark Events, Senin (24/2/2025), delapan puluh tahun kemudian, VOA masih terus beroperasi, kini dalam 47 bahasa dan menjangkau lebih dari 311 juta pendengar di seluruh dunia.

Sebelum menyasar Jerman, pemerintah Amerika Serikat telah mulai menyiarkan program radio dalam bahasa Inggris ke Filipina beberapa minggu setelah serangan Jepang terhadap Pearl Harbor pada Desember 1941. Namun, siaran ke Jerman yang dimulai pada 24 Februari 1942 menandai langkah besar dalam upaya propaganda dan diplomasi media AS.

Di bawah kendali Office of War Information (OWI), VOA mendirikan stasiun di New York, Eropa, Afrika Utara, California, dan Hawaii. Menjelang akhir perang, VOA telah memiliki 39 pemancar yang menyiarkan berita, musik, dan komentar dalam 40 bahasa.

Bagi rakyat di bawah kekuasaan Nazi, VOA dan BBC London menjadi satu-satunya sumber informasi yang dapat dipercaya mengenai perkembangan perang. Namun, mendengarkan siaran ini adalah tindakan berbahaya—jika tertangkap, mereka bisa menghadapi penyiksaan atau eksekusi langsung oleh otoritas Jerman.

 

VOA Melawan Propaganda Soviet

Ilustrasi siaran radio. (Unsplash/demaerre)
Ilustrasi siaran radio. (Unsplash/demaerre)... Selengkapnya

Setelah Perang Dunia II berakhir, pengelolaan VOA dialihkan ke Departemen Luar Negeri AS, menjadikannya bagian dari kebijakan luar negeri Amerika. Pada 1953, tanggung jawab ini diserahkan kepada *United States Information Agency* (USIA), bertepatan dengan memanasnya Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet.

VOA mulai menyiarkan program ke Uni Soviet, Bulgaria, Polandia, dan negara-negara Blok Timur lainnya untuk melawan propaganda komunis. Pemerintah Soviet merespons dengan mengganggu sinyal siaran dan melarang warganya mendengarkan siaran VOA.

Namun, setelah runtuhnya Uni Soviet, diketahui bahwa siaran VOA berhasil memberikan informasi penting bagi masyarakat di negara-negara komunis. Selain berita, VOA juga menyiarkan musik Barat yang tidak tersedia di balik Tirai Besi maupun di negara-negara berbahasa Arab.

Hingga kini, Tiongkok masih melakukan gangguan terhadap siaran VOA, sementara Korea Utara tidak menghambat sinyal tetapi memberikan hukuman berat bagi mereka yang ketahuan mendengarkan.

 

VOA di Era Digital

Tiga Kriteria Penerima Bantuan STB dari Pemerintah
Ilustrasi siaran TV Digital. (Shutterstock)... Selengkapnya

Saat ini, VOA beroperasi di bawah International Broadcasting Bureau, yang sebagian besar masih berada dalam lingkup Departemen Luar Negeri AS. Selain radio, VOA telah beralih ke internet sebagai platform utama untuk menjangkau audiens global. Jadwal siaran untuk berbagai negara dapat diakses secara online.

Meskipun mengklaim tetap objektif dalam pemberitaannya, VOA tidak terlepas dari kontroversi politik.

Pada era pemerintahan Donald Trump, terjadi pergantian kepemimpinan VOA yang diduga mencerminkan kebijakan Partai Republik. Namun, setelah Joe Biden menjabat sebagai presiden, semua pejabat yang ditunjuk Trump diberhentikan untuk mengembalikan VOA ke arah yang lebih sejalan dengan kebijakan Partai Demokrat.

infografis indeks kualitas siaran televisi
Indeks Kualitas Siaran Program Televisi Nasional... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya