Muncul Klaster Baru di Beijing, China Lockdown Setengah Juta Warganya

Setelah China mengendalikan Corona COVID-19, ratusan orang telah terinfeksi di Beijing dan beberapa kasus muncul di provinsi tetangga, Hebei, dalam beberapa pekan terakhir.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Jun 2020, 11:48 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 07:35 WIB
Covid-19 Jadi Nama Penganti Virus Corona
Covid-19, Nama Baru Corona: Petugas laboratorium menguji sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning, China, Rabu (12/2/2020). WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - China memberlakukan penguncian ketat pada hampir setengah juta orang di Provinsi Hebei sebagai upaya mengurangi penyebaran Virus Corona COVID-19 pada Minggu, 28 Juni 2020.

Kebijakan ini diterapkan setelah pihak berwenang memperingatkan wabah itu masih menjadi ancaman. Bisa semakin parah dan rumit, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (29/6/2020).

Setelah China mengendalikan Corona COVID-19, ratusan orang telah terinfeksi di Beijing dan beberapa kasus muncul di provinsi tetangga, Hebei, dalam beberapa pekan terakhir.

Para pejabat kesehatan mengatakan, wilayah Anxin--sekitar 150 km dari Beijing--akan "sepenuhnya tertutup dan dikendalikan".

Langkah-langkah ketat itu sama dengan yang diterapkan pada puncak pandemi di Kota Wuhan awal tahun ini.

"Hanya satu orang dari setiap keluarga yang diizinkan keluar sehari sekali untuk membeli kebutuhan seperti makanan dan obat-obatan," kata satuan tugas pencegahan epidemi di kabupaten itu dalam sebuah pernyataan.

Langkah itu dilakukan setelah 14 kasus lain dari virus itu dilaporkan dalam 24 jam terakhir di Beijing, menjadikan totalnya 311 sejak pertengahan Juni dan memacu langkah tes bagi jutaan penduduk.

Wabah ini pertama kali terdeteksi di pasar makanan grosir Xinfadi Beijing yang luas, yang memasok banyak produk segar kota, memicu kekhawatiran atas keamanan rantai pasokan makanan.

"Hampir sepertiga dari kasus sejauh ini telah dikaitkan dengan satu bagian daging sapi dan kambing di pasar, di mana para pekerja harus dikarantina selama sebulan," kata pejabat kota.

Sekitar 12 kasus Virus Corona ditemukan di county--termasuk 11 yang terkait dengan Xinfadi. Kasus-kasus baru di Beijing telah memicu kekhawatiran akan kebangkitan virus di China.

Simak video berikut ini:

Calon Vaksin Corona COVID-19

Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Sementara itu, China memiliki tambahan kandidat vaksin Virus Corona COVID-19 yang memasuki tahap uji klinis lanjutan. Vaksin ini berasal dari Institut Biologi Medis yang berada di bawah Akademi Ilmu Medis China. 

Dilansir Xinhua, fase 2 uji klinis ini akan mengevaluasi imunogenisitas dan keamanan vaksin ini di tubuh manusia. Penelitian ini dilakukan di provinsi Yunan, China. 

Sejauh ini, ada 5 kandidat vaksin Virus Corona di China yang masuk fase uji klinis. Sebelumnya, vaksin yang dikembangkan Institut Produk Biologis Wuhan juga menyelesaikan fase 2 dengan baik. 

Vaksin virus corona dari institut di Wuhan itu dikembangkan di bawah  China National Biotec Group (CNBG). Totalnya ada 1.120 sukarelawan berusia 18 sampai 59 tahun yang ikut uji klinis ini. 

Hasilnya tidak ada efek buruk kepada para sukarelawan. Mereka diberikan sebanyak dua kali dan hasilnya sukarelawan memiliki antibodi. Vaksin dari CNBG itu kini memasuki uji klinis fase 3. 

CNBC juga mencari mitra internasional dan berhasil menjalin kerja sama dengan perusahaan dan laboratorium luar negeri. 

WHO memprediksi bahwa di akhir tahun ini akan ada 100 juta vaksin Virus Corona. Beberapa kelompok yang menjadi prioritas adalah petugas kesehatan, polisi, dan pengidap diabetes. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya