Liputan6.com, Beirut - Tim penyelamat Lebanon mengeluarkan jasad korban dan memburu orang-orang yang hilang pada Rabu 5 Agustus 2020, dari puing-puing yang disebabkan oleh ledakan besar-besaran gudang yang mengirimkan gelombang ledakan dahsyat melintasi Beirut. Sedikitnya 137 orang tewas akibat peristiwa tersebut.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan masa berkabung selama tiga hari, dimulai pada hari Kamis.
Advertisement
Baca Juga
Penyelidikan awal menyalahkan adanya kelalaian atas ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut Lebanon, hingga menyebabkan puluhan orang hilang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (7/8/2020).
Hingga seperempat juta orang kini tidak memiliki rumah yang layak untuk ditinggali.
Korban tewas diperkirakan meningkat dari ledakan itu, yang menurut para pejabat menimbun banyak bahan peledak yang disimpan selama bertahun-tahun dalam kondisi tidak aman di pelabuhan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ledakan Paling Kuat
Ledakan itu adalah yang paling kuat yang pernah ada di Beirut, sebuah kota yang masih dilanda perang saudara yang berakhir tiga dekade lalu dan terhuyung-huyung dari krisis ekonomi serta lonjakan infeksi Virus Corona COVID-19. Bahkan menurut laporan, ledakan itu mengguncang bangunan di pulau Mediterania di Siprus, sekitar 160 km jauhnya.
"Pertama kami mendengar satu suara. Beberapa detik kemudian terjadi ledakan besar. Hebat sekali," kata Ibrahim Zoobi, yang bekerja di dekat pelabuhan. "Saya melihat orang terlempar lima atau enam meter."
Dia mengatakan orang-orang di distrik pelabuhan "terbakar atau hangus".
Sebuah sumber resmi yang akrab dengan investigasi awal menyalahkan insiden itu pada "tidak adanya tindakan dan kelalaian", sambil mengatakan "tidak ada yang dilakukan" oleh komite dan hakim yang terlibat dalam masalah ini untuk memerintahkan pemindahan material berbahaya.
Beberapa media lokal melaporkan penampakan drone atau pesawat terbang di daerah itu tak lama sebelum ledakan dan beberapa warga Beirut mengatakan mereka melihat rudal ditembakkan. Namun para pejabat membantah insiden itu adalah hasil serangan.
Sumber keamanan Lebanon mengatakan kobaran api awal yang memicu ledakan itu disebabkan oleh pekerjaan pengelasan.
Advertisement