Kisah Penyihir Resmi Selandia Baru Ian Brackenbury Ingin Pensiun dan Cari Penerus

Ian Brackenbury Channell, seorang pria kelahiran Inggris ditunjuk Dewan Kota Christchurch sebagai "penyihir resmi" Selandia Baru pada 1998.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 20:10 WIB
Ian Brackenbury Channell (Photo: AFP)
Ian Brackenbury Channell (Photo: AFP)

Liputan6.com, Christchurch - Dikenal sebagai The Wizard, Ian Brackenbury Channell merupakan seorang pria kelahiran Inggris yang menetap di Selandia Baru sejak 1970-an. Ia merupakan seorang pria yang selalu mengenakan kostum penyihir bahkan ketika bukan Halloween atau pesta kostum. 

Selama bertahun-tahun, dia menjadi pemain tetap di kota, tepatnya di alun-alun depan katedral Christchurch. Di sana dia mempresentasikan teori kehidupannya, mengenakan jubah penyihir dan menjadi sosok terkenal sehingga dia mendapatkan peringkat TripAdvisor sebanyak 4 dari 5 bintang.

Melansir CNN, Selasa (11/8/2020), pada 1998, dia pun ditunjuk Dewan Kota Christchurch sebagai "penyihir resmi" Selandia Baru. Tak hanya itu, dia juga telah dibayar 16.000NZD ($ 10.400) atau sekitar Rp 15 juta setiap tahunnya oleh Dewan Kota Christchurch untuk gelarnya tersebut.

Seolah ingin menegaskan keseriusannya, ia bahkan memegang SIM Selandia Baru yang atas nama The Wizard, meski ia mengatakan belum secara resmi mengganti namanya menjadi "The Wizard".

Saat ini The Wizard sudah berusia 87 tahun sehingga ia menghabiskan lebih sedikit waktunya untuk tampil di depan umum. Dia kini ingin mencari penggantinya dan tampaknya ia akan meneruskannya kepada Ari Freeman (39), guru gitar dan memimpin sebuah band funk psikedelik.

Saksikan video pilihan di bawah Ini:

Tak Berhubungan dengan Mantra

Ian Brackenbury Channell (Martin Hunter/AFP)
Ian Brackenbury Channell (Martin Hunter/AFP)

Saat masih muda, The Wizard telah melakukan perjalanan keliling Eropa, karena dulunya dia adalah seorang Perwira Angkatan Udara di Kanada, dan pernah mengajar sastra Inggris di Universitas Teheran. Tetapi baru setelah dia pindah ke Australia dengan istrinya, dia menemukan peran yang dia rasa cocok untuk dia mainkan seumur hidupnya: Penyihir.

Setelah menyelesaikan gelar di bidang sosiologi dan psikologi, ia bekerja sebagai organisator seni komunitas untuk University of Western Australia di Perth, dan kemudian sebagai dosen sosiologi di University of New South Wales (UNSW) di Sydney.

Di sana, dia memulai menyebarkan pemikirannya yang ia sebut "revolusi yang menyenangkan", yang bertujuan membawa cinta, logika, dan kesembronoan ke dunia, dan mengubah universitas menjadi "teater yang absurd". Ketika dia kehilangan pekerjaan sebagai dosen, dia membuat rencana dengan wakil rektor untuk memberinya posisi baru, yaitu penyihir resmi pertama UNSW.

"Saya telah menemukan penyihir entah dari mana," kata The Wizard. "Tidak ada penyihir di dunia ini, kecuali di buku."

Foto dirinya dalam peran tersebut diterbitkan Origins, buletin Arsip UNSW yang menampilkan fotonya yang mengenakan jaket kulit, berdiri di kursi dan memegang tengkorak seperti Hamlet zaman modern.

Bagi The Wizard, pekerjaannya tidak berarti berhubungan dengan mantra, atau meniru Gandalf dari trilogi Lord of the Rings JRR Tolkien. Menurutnya, perannya adalah menjadi semacam provokator, seseorang yang tak hanya membawa kesenangan ke dunia, tetapi juga berani mengkritik sistem. Seorang pemain sandiwara, yang tidak keberatan mempermalukan dirinya sendiri.

"Setiap hari dunia menjadi lebih serius, jadi kesenangan adalah hal terkuat di dunia saat ini," katanya.

Tapi, seperti yang dikatakan The Wizard, ada banyak orang yang menentangnya. Para akademisi di Sydney tidak menyukai hal hal konyol yang dia lakukan. Jadi dia pergi ke Universitas Melbourne, di mana dia mengklaim bahwa dia memimpin departemen kosmologi sendiri.

Namun pihak universitas mengatakan tidak perlu dibesar-besarkan. Pihak universitas hanya memberikan pernyataan bahwa  dia tidak dipekerjakan oleh universitas, meskipun dia terkait dengan serikat mahasiswa.

Ketika dia menjadi penyihir, dia bilang dia kehilangan semua temannya dan istrinya meninggalkannya  "Bagiku itu menyenangkan, tapi tidak bagi dia. Dia masih marah," ucap The Wizard.

Jadi pada 1974, dia pindah ke Christchurch, Selandia Baru. Dan di sanalah jalannya sebagai penyihir benar-benar berhasil.

 

Christchurch yang Mistis

Christchurch (Google Maps)
Christchurch (Google Maps)

Jika pernah ada pertanyaan tentang di mana tempat untuk bisa menjadi penyihir, Christchurch lah jawabannya. Meskipun banyak bangunan dalam kota masih yang masih dalam keadaan rusak akibat gempa bumi tahun 2011 yang menghancurkan kota dan menewaskan 185 orang, namun beberapa arsitektur Gotik tetap ada, dan ada nuansa khas Inggris pada lingkungan binaannya.

Saat kabut dataran rendah menyelimuti kota dan menempel pada bangunan batu abu-abu dan patung-patung era kolonial, itu seperti memiliki efek sihir di adegan serial kriminal Inggris, atau film horor berbiaya rendah. Singkatnya: itu sesuai mistik untuk seorang penyihir.

Ketika The Wizard tiba di Christchurch pada tahun 1970-an, dia melihat kota itu sebagai "mimpi romantis", tempat indah yang jauh dari belahan dunia lain yang tidak mungkin menjadi pusat perkembangan ekonomi. Sesampai di sana, ia menjadi andalan di Cathedral Square, di mana ia berdiri di atas tangga dan mengenakan berbagai pakaian, termasuk memperagai Yohanes Pembaptis. Dia memuji Kerajaan Inggris dan mengkritik apa yang dia sebut "seksisme anti-laki-laki."

The Wizard  mengatakan pada awalnya, dewan kota menyukainya juga. Mereka awalnya menolak untuk menunjuknya sebagai penyihir resmi kota dan tidak akan memberinya izin tertulis yang dia butuhkan untuk berbicara di alun-alun di bawah peraturan Christchurch. Jadi The Wizard menampilkan aksi teatrikal dengan memakai masker gas dan berbicara dalam bahasa Prancis untuk menghindari aturan.

"Saya menjadi orang paling populer di Christchurch sejak saat itu, sekaligus orang yang paling dibenci oleh para birokrat," kata The Wizard.

Profilnya Meningkat Saat Mendapat Pengakuan Resmi

The Wizard of Christchurch (AP Photo/Mark Baker)
The Wizard of Christchurch (AP Photo/Mark Baker)

Pada tahun 1982, Asosiasi Direktur Galeri Seni Selandia Baru mengatakan bahwa ia telah menjadi suatu karya seni yang hidup, sedangkan Dokumen Galeri Seni Kota Auckland menggambarkan media karyanya tersebut sebagai "substansi korporeal seniman dan tak ternilai".

Pada 1988, Waimate, sebuah kota yang tidak jauh dari Christchurch, dilanda kekeringan. Penyelenggara pameran pertanian setempat mengundangnya untuk menampilkan tarian hujan, dan, menurut The Wizard, hujan turun hanya beberapa jam setelah dia mulai menabuh drumnya.

Pada tahun 1990, Perdana Menteri Selandia Baru Mike Moore mengirimkan surat kepadanya di atas kop surat resmi perdana menteri, yang menuliskan “ Anda harus segera mempertimbangkan saran saya agar anda menjadi Penyihir Selandia Baru, Antartika, dan wilayah lepas pantai yang relevan."

"Tidak diragukan lagi akan ada implikasi di bidang mantra, berkah, kutukan, dan hal-hal supernatural lainnya yang berada di luar kompetensi Perdana Menteri," tulis Moore. Delapan tahun kemudian terjadilah pengesahan terbesar dari statusnya sampai saat ini dan perubahan yang luar biasa. Dewan Kota Christchurch mengontraknya untuk melayani Christchurch sebagai bagian dari pekerjaan promosi untuk kota tersebut.

The Wizard dibayar 16.000NZD ($ 10.400)atau sekitar 156.445.799 per tahun, setara dengan tunjangan pensiun Selandia Baru untuk satu orang yaitu 22.039NZD (Rp215.494.310) setiap tahun setelah dipotong pajak. Penyihir itu juga tidak perlu membayar pajak, dan secara finansial didukung oleh tunangannya selama 43 tahun, Alice Flett, yang dia temui di sebuah gereja Anglikan di Christchurch, dan juga terlibat dalam pertunjukan publik.

Menurut juru bicara dewan kota, jasanya tersebut termasuk membantu mempromosikan acara dan pariwisata lokal, serta menyambut pejabat atau delegasi ke kota, yang biasanya harus melibatkan tidak lebih dari 200 jam kerja setiap tahun. Pada tahun 2009, The Wizard menerima Queen's Service Medal, salah satu penghargaan tertinggi di Selandia Baru. "Saya tidak percaya, saya pikir itu tidak akan pernah terjadi," kata The Wizard.

Penerus The Wizard of New Zealand

Recent Interview with the Wizard of New Zealand and myself.

Posted by Wizards of New Zealand on Friday, 22 May 2020

Freeman telah magang sebagai The Wizard selama enam tahun, tetapi ia telah melihat dirinya sebagai penyihir jauh lebih lama. "Saya pikir itu berawal pada pertengahan usia 20-an saya. Itu salah satu hal yang tidak bisa dijelaskan dan ketika Anda melihat ke belakang, Anda menyadari bahwa Anda telah melakukannya untuk waktu yang sangat lama."

Pada 2014, Freeman memutuskan untuk mengambil langkah selanjutnya. Dia menghampiri The Wizard, yang sudah berjanggut panjang. "Hai, saya Ari, dan saya penyihir muda," kenangnya.

Menjadi penyihir baru bukanlah susunan yang sangat formal. Pasangan ini sering bertemu dan berdebat, meskipun Freeman jarang bisa mengubah opini The Wizard. Contohnya The Wizard mengatakan banyak musik itu "jahat", tetapi Freeman menganggap musik adalah bentuk sihir. Freeman percaya jika dia memainkan lagu yang tepat dalam konteks yang tepat, dia bisa membuat orang menari.

Freeman menjadi penyihir dengan sedikit harapan, tetapi dalam puluhan ribu interaksinya, dia hampir tidak memiliki pengalaman negatif. Dia mendapat sambutan positif yang sama dari teman, keluarga, dan pasangannya. Tapi Freeman tahu dia tidak bisa menjadi penyihir tanpa dukungan komunitas. Jika orang menginginkan penyihir, dia akan menjadi salah satunya, katanya.

Dewan kota tidak berkomentar ketika ditanya apakah Freeman akan diberi kontrak The Wizard. "Saya ingin fenomena penyihir berlanjut, dan saya akan sepenuhnya memenuhi peran itu," kata Freeman. "Seperti sebuah band membutuhkan pemain gitar - saya akan menjadi pemain gitar itu."

Bagi Freeman, menjadi penyihir adalah cara untuk memberdayakan orang-orang yang tersesat atau tertekan, dan menyingkirkan mereka dari batas yang diharapkan. "Dibutuhkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa untuk menjulurkan kepala mereka untuk menciptakan perubahan," kata Freeman. "Dan orang-orang itu adalah penyihir."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya