Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendatangi rumah sakit pada Senin (17/8/2020). Ia datang sambil mengenakan masker.
Dilansir Kyodo, Senin (17/8/2020), Abe datang ke RS Universitas Keio di Tokyo pada pukul 10.30 pagi. Orang dekat Abe menyebut ia hanya melakukan pemeriksaan rutin.
Advertisement
Baca Juga
Belakangan ini, muncul rumor terkait kesehatan Shinzo Abe. Majalah mingguan Jepang sempat melaporkan bahwa PM Abe muntah darah.
Pejabat top pemerintah Jepang membantah kesehatan PM Abe memburuk.
Shinzo Abe juga punya riwayat kesehatan. Pada 2007, Shinzo Abe pernah mundur sebagai perdana menteri akibat masalah kesehatan. Ia terpilih lagi pada 2012.
Partai oposisi Jepang ikut memantau kondisi kesehatan Abe yang mulai jarang terlihat sejak sesi Diet (parlemen) berakhir pada Juni lalu.
"Jika kondisinya tidak baik, saya harap dia akan beristirahat dan sembuh secepatnya," ujar Yuichiro Tamaki dari Partai Demokrat.
Mantan menteri ekonomi Akira Amari berkata Shinzo Abe merasa bersalah karena harus beristirahat. Namun, ia menyebut Abe perlu istirahat.
"Kita harus memaksanya untuk beristirahat, bahkan untuk beberapa hari," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jepang Peringati 75 Tahun Bom Nuklir yang Hancurkan Nagasaki
Kota Nagasaki di Jepang pada hari Minggu, 9 Agustus 2020 memperingati peringatan ke-75 insiden bom atom yang sempat menghancurkan kota itu.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin 10 Agustus 2020, upacara peringatan insiden yang tercatat dalam sejarah itu di gelar di tengah pandemi Corona COVID-19.
Nagasaki diratakan oleh atom tiga hari setelah Hiroshima mengalami serangan nuklir kembar.
Pada Minggu pagi, orang-orang menghadiri misa yang diadakan untuk mengenang para korban di Gereja Urakami, dekat lokasi pemboman, sementara yang lain mengambil bagian dalam upacara peringatan di Taman Perdamaian kota.
Jumlah peserta telah dikurangi menjadi kira-kira sepersepuluh angka dari tahun-tahun sebelumnya, dengan prosiding disiarkan langsung secara online dalam bahasa Jepang dan Inggris.
Terumi Tanaka (88) yang selamat dari pemboman Nagasaki ketika dia berusia 13 tahun di rumahnya di lereng bukit, ingat saat semuanya menjadi putih dengan kilatan cahaya.
"Saya melihat banyak orang mengalami luka bakar dan luka parah sedang berusaha mengevakuasi diri. Orang-orang yang sudah meninggal berada sekolah dasar yang menjadi tempat penampungan," kata Tanaka kepada AFP dalam wawancara baru-baru ini, mengatakan dua bibinya turut meninggal.
Para penyintas bom atom "percaya bahwa dunia harus meninggalkan senjata nuklir karena kita tidak pernah ingin generasi muda mengalami hal yang sama", katanya.
"Umat manusia memiliki sekitar 13.000 bom nuklir sekarang. Pertanyaan kita adalah bagaimana kita mengizinkannya?" dia berkata.
"Apakah orang mengira mereka tidak akan pernah digunakan sama sekali? Kamu tidak pernah tahu, sungguh kamu tidak pernah tahu."
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meletakkan karangan bunga di Nagasaki pada hari Minggu kemarin.
Upacara peringatan datang ketika kekhawatiran berlarut-larut atas ancaman nuklir dari Korea Utara dan meningkatnya ketegangan antara AS dan China atas masalah-masalah termasuk keamanan dan perdagangan.
Advertisement