Seorang Jenderal Rusia Tewas Terbunuh Akibat Alat Peledak di Suriah

Seorang mayor jenderal Rusia tewas terbunuh akibat sebuah alat peledak di Suriah.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Agu 2020, 09:40 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 07:30 WIB
Tentara Rusia Latih Pasukan Elite Suriah
Tentara Rusia menjelaskan berbagai jenis ranjau kepada pasukan elite Suriah selama latihan militer di sebuah pangkalan militer di Yafour, Suriah, Selasa (24/9/2019). Pasukan elite Suriah dilatih menembak dari senapan mesin dan sistem pertahanan udara. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)

Liputan6.com, Moskow - Seorang mayor jenderal Rusia tewas serta dua prajurit lainnya terluka akibat meledaknya sebuah alat peledak rakitan di dekat konvoi Rusia di Suriah timur, pada Selasa 18 Agustsus 2020. 

Melansir laman Arab News, Rabu (19/8/2020), pihak kementerian mengatakan bahwa perangkat itu meledak saat konvoi kembali dari operasi kemanusiaan di dekat Kota Deir Ezzor.

Pernyataan yang juga dirilis ke kantor berita Interfax, RIA Novosti dan TASS, mengatakan bahwa tiga prajurit itu cedera dalam ledakan itu dan seorang "penasihat militer senior dengan pangkat mayor jenderal" meninggal saat dievakuasi dan diberi bantuan medis.

Kendati demikian, tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Pasukan Dikerahkan

Tentara Rusia Latih Pasukan Elite Suriah
Pasukan elite Suriah mendapat pertolongan medis oleh rekannya selama latihan militer yang dipimpin oleh tentara Rusia di sebuah pangkalan militer di Yafour, Suriah, Selasa (24/9/2019). Pasukan elite Suriah mendapat pelatihan pertempuran lapangan. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)

Usai kejadian tersebut, ribuan pasukan Rusia dikerahkan di seluruh Suriah untuk mendukung tentaranya.

Sebelumnya pada bulan Juli, tiga tentara Rusia dan beberapa tentara Turki terluka di provinsi Idlib yang bergolak di Suriah ketika patroli militer gabungan dihantam oleh alat peledak improvisasi.

Intervensi militer Moskow pada tahun 2015, empat tahun setelah konflik Suriah, telah membantu menjaga Presiden Bashar Assad tetap berkuasa dan memulai kembali upaya penaklukannya yang lama atas wilayah yang hilang dari pemberontak pada tahap awal perang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya