Liputan6.com, Gaza- Kebijakan lockdown di Gaza telah diperpanjang selama 72 jam atau tiga hari oleh pemerintah yang dipimpin oleh Hamas, karena meningkatnya kasus Virus Corona COVID-19 di wilayah tersebut.Â
Menurut laporan Departemen Kesehatan Gaza, wilayah itu telah mencatat 22 infeksi dan 3 kematian akibat Virus Corona COVID-19.
Sebelumnya, pada 24 Agustus, Hamas telah memberlakukan jam malam di seluruh Jalur Gaza selama 48 jam, seperti dikutip dari Associated Press, Kamis (27/8/2020).
Advertisement
Dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19, kepala badan keamanan Hamas, Tawfiq Abu Naim, juga memberikan peringatan tentang pengeluaran langkah yang lebih ketat.
Tawfiq Abu Naim menerangkan, "Kami mungkin harus menutup seluruh permukiman dan membuat warga tetap berada di rumah mereka sambil menyediakan apa yang mereka butuhkan".
Untuk saat ini, di tengah kebijakan itu, hanya toko yang menjual bahan makanan dan apotek yang dapat dibuka.
Wilayah yang dihuni oleh dua juta penduduk itu tengah berada dalam kondisi sulit karena blokade di perbatasan yang dilakukan Mesir dan Israel.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Jumlah Ventilator dan Kapasitas Pengujian yang Terbatas
Pada 25 Agustus, WHO mengatakan bahwa fasilitas medis di Gaza dapat menangani hingga ratusan pasien.Â
Tetapi jika jumlah pasien-pasien itu menembus 1.000, maka wilayah tersebut akan semakin kesulitan untuk menanganinya, mengingat bahwa mereka hanya memiliki sekitar 100 ventilator.Â
Diretur Departemen Kesehatan Gaza, Yousef Abu el-Rish, menerangkan bahwa para petugas medis kini tengah berjuang untuk membatasi jumlah infeksi harian hingga kurang dari 280 orang, dengan terbatasnya kapasitas pengujian.Â
Yousef Abu el-Rish juga menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk melacak sumber penularan lokal.
Advertisement