Asa di Balik Suara Detak Jantung di Bawah Puing Ledakan Beirut Lebanon

Sebelumnya sempat ada harapan bahwa ada korban selamat dari ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon beberapa waktu lalu.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 05 Sep 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2020, 18:35 WIB
Begini Dampak Pascaledakan di Beirut
Puing-puing bangunan terlihat di Pelabuhan Beirut, Lebanon (17/8/2020). Kini, lebih dari 290.000 orang dilaporkan kehilangan pekerjaan, ujar seorang juru bicara PBB pada Senin (17/8). (Xinhua/Bilal Jawich)

Liputan6.com, Beirut - Harapan kian memudar di Beirut bahwa akan ada korban yang ditemukan di bawah reruntuhan bangunan yang hancur dalam ledakan bulan lalu, setelah upaya pencarian selama dua hari.

Petugas penyelamat mulai memeriksa puing-puing bangunan setelah peralatan sensor mendeteksi kemungkinan tanda-tanda kehidupan. Namun, tim penyelamat dari Chile mengakhiri pencarian hari kedua tanpa hasil apa pun. Demikian seperti mengutip laman BBC, Sabtu (5/9/2020).

Upaya pencarian dilakukan setelah tim penyelamat dari Chile mengatakan telah mendeteksi kemungkinan tanda-tanda kehidupan di bawah bangunan hancur yang terletak di antara distrik pemukiman Gemmayze dan Mar Mikhael.

Para penyelamat sedang berjalan melalui daerah itu pada Rabu malam ketika anjing pelacak mereka yang dilatih untuk menemukan korban, memberi tanda bahwa ada seseorang di dalam. Ketika mereka kembali pada hari Kamis, anjing itu pergi ke tempat yang sama dan memberikan tanda yang sama.

Peralatan sensor spesialis kemudian mendeteksi sinyal yang berdenyut di area tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Upaya Pencarian

Begini Dampak Pascaledakan di Beirut
Puing-puing bangunan terlihat di Pelabuhan Beirut, Lebanon (17/8/2020). Kini, lebih dari 290.000 orang dilaporkan kehilangan pekerjaan, ujar seorang juru bicara PBB pada Senin (17/8). (Xinhua/Bilal Jawich)

Kepala tim penyelamat Chile, Francisco Lermanda, mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa pernapasan lambat telah terdeteksi di bawah reruntuhan pada kedalaman 3m (9,8 kaki).

Tim penyelamat pun menggali tiga terowongan untuk mencoba mencapai tempat di mana denyut nadi terdeteksi, katanya. Tapi, tambahnya, terlalu dini untuk mengetahui apakah ada orang yang "hidup atau mati" di bawah puing-puing itu.

Sebelumnya pada hari Jumat, koordinator penyelamat Nicholas Saade mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa denyut nadi telah melambat secara signifikan sejak hari sebelumnya. Wartawan di tempat kejadian mengatakan tes terbaru tidak mendeteksi sinyal sama sekali.

Kerumunan telah berkumpul untuk menyaksikan upaya pencarian, sambil mengharapkan adanya keajaiban.

Tim dari Chile kemudian menghentikan pencarian mereka pada Jumat malam, tanpa menemukan korban atau jenazah. Mereka mengatakan akan kembali pada keesokan harinya.

Sedangkan itu, sebuah tim asal Lebanon juga sedang melakukan pencarian, menurut wartawan lokal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya