Liputan6.com, Manila - Topan Goni di Filipina merupakan badai terdahsyat yang melanda negara tersebut sejak 2013. Topan Goni yang berkecepatan hingga 255 km/jam, mulai memasuki wilayah Central Luzon Filipina pada Sabtu 31 Oktober malam dan mencapai puncaknya pada Minggu 1 November malam.
Badai tersebut telah merenggut 10 jiwa sejauh ini. Kendati demikian, hingga kini tak ada warga negara Indonesia (WNI) yang dilaporkan menjadi korban.
Advertisement
"Alhamdullilah belum ada info WNI terdampak dan KBRI menjalin komunikasi terus dengan perwakilan WNI di wilayah terdampak," ujar Agus Buana, Bagian Penerangan Humas dan Media KBRI Manila kepada Liputan6.com, Senin (2/11/2020).
Ia menambahkan bahwa aktivitas KBRI Manila masih berjalan normal dan tidak mengalami kerusakan sarana dan prasarana.
Selain itu, KBRI Manila juga telah mengeluarkan imbauan melalui media sosial guna meningkatkan kewaspadaan di antara para WNI di Filipina sekaligus meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi imbauan pemerintah lokal.
"WNI dapat saling berkomunikasi dengan para perwakilannya serta menghubungi hotline KBRI melalui Whatsapp call atau text jika ada yang terdampak," tambah Agus Buana.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Topan Terkuat
Topan Goni (atau Rolly) adalah topan terkuat yang melanda Filipina sejak Topan Haiyan pada 2013.
Topan Goni mulai menerpa di Filipina pada Minggu pagi waktu setempat dengan kecepatan hingga 225 kilometer per jam. Pada sore hari topan mulai mereda di Luzon.
Filipina sebetulnya sudah sering menghadapi topan, namun persiapan bencana tahun ini dibuat rumit akibat COVID-19. Sekitar 347 ribu orang dievakuasi, sebelumnya diperkirakan ada sejuta orang yang akan dievakuasi.
Advertisement