Live Update Penghitungan Suara Pemilu AS 2020, Trump Vs Biden Siapa Menang?

Proses penghitungan suara Pemilu AS 2020 antara Donald Trump dan Joe Biden bisa dipantau di Liputan6.com.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 07 Nov 2020, 08:23 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2020, 08:22 WIB
Ilustrasi Pilpres AS, Donald Trump Vs Joe Biden. (Liputan6.com/Trie Yasni)
Ilustrasi Pilpres AS, Donald Trump Vs Joe Biden. (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Pemungutan suara Pemilu presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2020 telah digelar pada Selasa 3 November waktu setempat. Saat ini, proses penghitungan suara tengah berlangsung di sejumlah negara bagian AS.

Hasil pemilihan umum di Amerika Serikat biasanya keluar pada malam hari setelah pemungutan suara selesai, diikuti dengan pidato konsesi dari kandidat yang kalah pada dini harinya. Namun pada Pemilu AS 2020 ini, tradisi tersebut kemungkinan akan berubah. 

Dengan rekor jumlah orang yang memberikan suara lewat surat karena khawatir tertular wabah COVID-19, prooses penghitungan surat suara bisa jadi membutuhkan waktu yang lebih lama, bisa mulur berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu setelah 3 November.

Selain kemungkinan mundurnya proses ini, sejumlah pihak dari Partai Republik juga telah mempertanyakan kredibilitas pemungutan suara lewat pos. Keadaan juga kian rumit dengan adanya ucapan Presiden Trump yang berulang kali berkomitmen untuk tidak menerima hasil Pemilu AS 2020.

Meski begitu, proses penghitungan suara Pemilu AS tetap bisa dipantau dalam peta di bawah ini dan untuk update berita terkini Pilpres AS dapat diikuti di tautan ini:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Peta Hasil Pemilu AS 2020

Jika Tak Ada Kandidat Memperoleh Mayoritas Suara Elektoral

Ilustrasi Pilpres AS. (Liputan6.com/ Trie Yasni)
Ilustrasi Pilpres AS. (Liputan6.com/ Trie Yasni)

Jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas suara elektoral karena perselisihan yang belum terselesaikan di negara bagian tertentu, Dewan Perwakilan Rakyat yang baru terpilih akan memutuskan siapa yang akan menjadi presiden paling lambat 6 Januari, sebagaimana yang ditetapkan dalam Konstitusi AS. Namun keadaan ini terakhir kali ini terjadi pada abad ke-19. 

Jika tidak ada presiden yang diputuskan pada hari pelantikan pada 20 Januari, akan ada orang yang menjadi penjabat presiden. Orang tersebut bisa berupa wakil presiden yang telah terpilih atau Ketua DPR. Namun ini juga tergantung pada apakah senat telah berhasil memilih wakil presiden sebelum Januari 20. 

Kemungkinan lain yang juga bisa terjadi adalah Trump menolak untuk menerima hasil pemilu jika dia kalah. Menanggapi komentar Trump pada bulan September yang menyatakan bahwa "Kita lihat nanti apa yang terjadi," para senator dengan suara bulat mengeluarkan resolusi yang menjamin berlangsungnya transisi kekuasaan secara damai. 

Banyak pengamat berharap bahwa hasil pemilu akan cukup jelas. “Saya secara umum optimis bahwa kita akan membuat hal ini berhasil karena minat pada pemilu sangat tinggi,” pungkas Goldenberg.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya