Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump hari ini sedang menanti apakah rakyat AS akan memberinya mandat di periode kedua. Pilpres ini menjadi semacam referendum bagi gaya kepemimpinan Trump yang kontroversial.Â
Seperti diketahui, Donald Trump terkenal blak-blakan dalam menyampaikan pendapat. Hubungan antara AS dan China juga memanas di era Trump. Perang dagang terjadi dan dampaknya menjalar ke berbagai negara.Â
Advertisement
Baca Juga
Donald Trump juga anti-globalisme dan fokus ke urusan domestik. Namun, peneliti Hubungan Internasional dari CSIS menyebut ada pemangku kebijakan Indonesia yang menikmati hubungan dengan pemerintah Trump.Â
"Multilateralime akan se-visi (dengan Joe Biden) tapi jangan dilupakan bahwa ada kelompok atau pemangku kebijakan yang justru menikmati hubungan Indonesia-AS di zaman Trump," jelas peneliti Hubungan Internasional CSIS, Andrew Mantong dalam sesi Inspirato Liputan6.com bertajuk "Kondisi AS Setelah Pilpres 2020", Rabu (4/11/2020).
Andrew menyebut Indonesia akan terus melanjutkan politik luar negeri bebas aktif dalam menghadapi presiden AS selanjutnya, baik itu Donald Trump atau Joe Biden.
Bila Joe Biden terpilih, Andrew memprediksi bahwa isu HAM hingga lingkungan akan terus digencarkan di kancah internasional.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pemilu AS 2020
Menuai Keuntungan dari Ketegangan China-AS
Secara garis besar, Andrew menegaskan bahwa Indonesia akan tetap memegang politik luar negeri bebas aktif jika Donald Trump menang. Ini juga terkait dengan tensi dagang antara AS dan China yang masih berlanjut.Â
Namun, bila Trump menang maka Indonesia diharapkan bisa mengambil hal positif dari tensi tersebut.Â
"Indonesia akan semakin gencar untuk memastikan bahwa ada sesuatu yang bisa dinikmati Indonesia dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok," jelasnya.
Perang dagang antara AS-China menyebabkan pabrik-pabrik memindahkan lokasinya dari China demi menghindari sanksi AS. Salah satu negara yang populer menjadi tujuan relokasi adalah Vietnam.Â
Presiden Joko Widodo sempat membahas isu relokasi tersebut dan berharap jajarannya bisa mengusahakan supaya banyak pabrik yang pindah dari China ke Indonesia.
Advertisement