Manjur 95 Persen, Vaksin COVID-19 Pfizer Akan Dipakai di AS Desember 2020?

Pfizer dan mitranya BioNTech pada Jumat 20 November 2020 mengajukan proposal penggunaan otorisasi darurat di AS untuk vaksin COVID-19 mereka.

oleh Hariz Barak diperbarui 21 Nov 2020, 16:25 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2020, 12:01 WIB
Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, D.C - Pfizer dan mitranya BioNTech pada Jumat 20 November 2020 mengajukan penggunaan otorisasi darurat di AS untuk vaksin COVID-19 mereka. Itu berarti, vaksin tersebut bisa digunakan dalam jumlah dan untuk kalangan terbatas.

Namun, merupakan tugas Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk memutuskan apakah vaksin itu aman untuk diluncurkan.

Tidak jelas berapa lama FDA akan mempelajari data tersebut. Namun, pemerintah AS mengharapkan untuk menyetujui vaksin tersebut pada paruh pertama Desember 2020, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (21/11/2020).

Data dari uji coba lanjutan menunjukkan vaksin melindungi 94% orang dewasa di atas 65 tahun.

Inggris telah memesan 40 juta dosis di muka dan seharusnya mendapatkan 10 juta pada akhir tahun.

Kebutuhan vaksin di AS disorot oleh jumlah kematian akibat COVID-19 yang tercatat pada Kamis 19 November 2020. Untuk pertama kalinya sejak Juni, angka kematian dalam satu hari naik di atas 2.000 jiwa.

Jika otorisasi FDA benar-benar datang pada paruh pertama bulan depan, Pfizer dan BioNTech akan "siap untuk mendistribusikan kandidat vaksin dalam beberapa jam", kata kedua perusahaan tersebut.

Ini akan menjadi sangat cepat untuk pengembangan vaksin --dalam 10 bulan setelah merinci kode genetik. Rata-rata untuk mendapatkan otorisasi penggunaan vaksin di AS memerlukan hampir delapan tahun.

CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan pada Kamis 19 November 2020 bahwa pengajuan untuk penggunaan darurat adalah "tonggak sejarah dalam perjalanan kami untuk mengirimkan vaksin COVID-19 ke dunia."

Namun, dosis awal akan langka, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDCP) akan memutuskan siapa yang akan mendapat kesempatan pertama.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa juga dapat bergerak cepat - pada akhir tahun ini.

Tapi ada peringatan. Stephen Evans, profesor farmakoepidemiologi di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan FDA dan European Medicines Agency (EMA) akan "melakukan evaluasi yang sangat hati-hati," atas vaksin COVID-19 itu.

Simak video pilihan berikut:

Seberapa Efektif Vaksin Pfizer?

Data yang dirilis minggu ini menunjukkan vaksin Pfizer dan BioNTech memiliki efektivitas 95%.

Efektivitas ini juga konsisten di seluruh kelompok usia - penting mengingat kerentanan lansia - serta etnis dan jenis kelamin.

Vaksin tersebut juga hanya memiliki efek samping ringan hingga sedang dan berumur pendek.

Ini menggunakan pendekatan eksperimental, yang disebut mRNA, yang melibatkan penyuntikan bagian dari kode genetik virus ke dalam tubuh untuk melatih sistem kekebalan.

Antibodi dan sel-T kemudian dibuat oleh tubuh untuk melawan virus corona.

Sementara itu, data tentang vaksin yang dibuat oleh perusahaan AS Moderna juga menunjukkan perlindungan hampir 95%. Ini juga menggunakan pendekatan mRNA.

Dari segi pengembangan diyakini tidak kalah jauh dengan vaksin Pfizer / BioNTech.

Vaksin Universitas Oxford / AstraZeneca masih menjalani uji coba tetapi telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, dengan respons kekebalan yang kuat pada orang tua. Inggris telah memesan 100 juta dosis.

Itu dibuat dari versi lemah dari virus flu biasa dari simpanse, yang telah dimodifikasi agar tidak tumbuh pada manusia.

Ada juga hasil yang sama menjanjikan dari uji coba vaksin lain yang dikembangkan di Rusia, yang disebut Sputnik. Ini bekerja seperti vaksin Oxford.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya