Saling Lempar Kotoran Sapi, Cara Desa di India Rayakan Festival Diwali

Dalam penutupan festival Diwali, masyarakat di India saling melemparkan kotoran sapi satu sama lain untuk memeriahkan perayaan tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2020, 20:30 WIB
Perayaan Diwali
Perayaan Diwali (Padmanabha/AFP).

Liputan6.com, Talavadi - Ratusan penduduk desa Gumatapura di India dengan gembira meraup kotoran sapi seperti bola saju yang kemudian akan dilemparkan satu sama lain. Kegiatan unik ini adalah festival Gorehabba, sebuah acara lokal untuk merayakan berakhirnya Diwali.

Mirip dengan La Tomatina di Spanyol yakni perayaan melempar tomat yang dilakukan oleh penduduk lokal. Namun, penduduk desa Gumatapura melemparkan sesuatu yang lebih tak biasa, yakni kotoran sapi.

Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (21/11/2020), festival ini unik untuk sebuah desa di mana penduduk setempat percaya bahwa dewa mereka, Beereshwara Swamy lahir di dekat kotoran sapi.

Beberapa umat Hindu percaya bahwa sapi dan segala sesuatu yang mereka hasilkan adalah suci dan memurnikan. Perdana Menteri nasionalis Hindu Narendra Modi telah mendorong perlindungan yang lebih besar terhadap hewan-hewan itu dan banyak negara bagian India telah lama melarang penyembelihan mereka untuk diambil dagingnya.

"Orang-orang dari desa dan distrik tetangga datang untuk berpartisipasi dalam festival ini dan menikmatinya," imbuh warga setempat bernama Shambu Lingappa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perang Kotoran Sapi

Perayaan Diwali
Perayaan Diwali (Padmanabha/AFP).

Perayaan itu dimulai dengan pengumpulan "amunisi" dari rumah pemilik sapi di desa, yang terletak di perbatasan negara bagian selatan Karnataka dan Tamil Nadu.

Kotoran tersebut kemudian dibawa ke kuil setempat dengan traktor yang ditarik oleh ternak yang dihiasi dengan bunga marigold, kemudian seorang pendeta akan melakukan ritual pemberkatan pada kotoran tersebut.

Lalu, kotoran itu akan disebarkan di area terbuka, kemudian para laki-laki akan mengumpulkan kotoran itu sebagai senjata yang akan digunakan dalam pertempuran.

Wanita dan gadis berlindung, tetapi mereka tetap berisiko terkena kotoran yang melayang tersebut.

Beberapa orang mungkin menganggap acara ini kotor, tetapi bagi mereka yang merayakannya, mereka senang dengan perayaan tersebut.

"Dengan mengangkat kotoran sapi dengan tangan, itu menyembuhkan banyak penyakit dan ada keyakinan kuat bahwa peserta tidak akan pernah sakit," seorang guru sekolah di daerah tersebut yang bernama Mahendra.

 

 

Reporter: Ruben Irwandi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya