Liputan6.com, Naples- Isak tangis terdengar di luar Stadion San Paolo di Naples, Italia, karena legenda sepak bola dunia asal Argentina, Diego Maradona meninggal dunia. Sejak 26 November, para penggemar Maradona meletakkan lilin dan pesan duka.Â
Warga setempat, tampak meneriakkan "Diego, Diego, Diego!" yang berkumpul dengan mengenakan syal dan atasan berwarna biru-putih yang mewakili klub sepak bola Napoli, seperti dikutip dari AFP, Jumat (27/11/20200.
"Dengarkan suara kami, dengarkan hati kami," ucap Rosario (77), seorang warga yang terkenal di kalangan penggemar sebagai "penyair" penghuni stadion.
Advertisement
Bangunan di sekitar wilayah Italia selatan dilaporkan dihiasi dengan atribut Maradona, yang membawa Napoli ke puncak pertandingan negara tersebut dan menjadikannya ikon bagi Neapolitan.Â
Sementara itu, para pemain klub Napoli memberikan penghormatan untuk Maradona dengan turun ke lapangan pada Kamis malam (26 November) waktu setempat sambil mengenakan seragam nomor 10, menjelang pertandingan Liga Europa melawan Rijeka, yang mereka menangkan 2-0.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sekilas Kenangan Kontribusi Maradona untuk Napoli
Semua pemain sepak bola itu tampak mengenai gelang berwarna hitam, dan melakukan pengheningan cipta selama satu menit.Â
Sesi itu pun disertai dengan foto Maradona yang ditampilkan di layar besar stadion.Â
Maradona, berjasa dalam membawa Napoli meraih gelar liganya pada tahun 1987 dan 1990.
Maradona penah bertanding untuk Napoli yang saat itu tidak mengikuti tren antara tahun 1984 dan 1991, setelah bergabung usai masa kerjanya yang dianggap semakin tidak memuaskannya di klub Spanyol Barcelona.
Dia juga berhasil memenangkan Piala UEFA 1989, satu-satunya piala Eropa Napoli.
Maradona pun masih menjadi pencetak gol terbanyak untuk Napoli hingga tiga tahun lalu.
"Dia adalah pejuang hari Minggu kami," kata salah satu penggemar Maradona, Fernando Carfora (46) kepada AFP. Â
"Maradona tidak bermain dengan kakinya, dia bermain dengan kepalanya. Tidak ada yang mencetak gol sepertinya," ujarnya.Â
"Pada saat masa hidupnya kami tidak sabar menunggu ia bertanding, (pada hari Minggu) yang merupakan hari perayaan. Ketika dia tidak bermain, kami semua sedih," ungkap Carfora.
Advertisement