Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, dikabarkan mencari gubernur untuk menjabat sebagai Menteri Kesehatan di AS. Jabatan menkes memiliki tugas penting di tengah pandemi Corona jenis baru ini serta mengurus vaksin COVID-19.
Gubernur untuk memimpin Department of Health and Human Services atau Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan yang dicari tentunya berasal dari Partai Demokrat. Salah satu yang santer disebut adalah Gubernur Rhode Island, Gina Raimondo.
Advertisement
Baca Juga
Kendati demikian, Gina Raimondo sudah membantah kabar santer terkait rumor dirinya ditunjuk menjadi menteri kesehatan AS.
"Saya tidak akan menjadi calon Menteri Kesehatan dan Pelayanan Manusia di kabinet Presiden-terpilih Biden. Fokus saya ada di sini di Rhode Island," ujar Raimondo seperti dilansir ABC News, Jumat (4/12/2020).
Gina Raimondo adalah lulusan Universitas Harvard, Oxford, dan Yale. Ia adalah satu dari 24 gubernur AS yang berasal dari Partai Demokrat.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Gubernur New Mexico
Calon potensial lain adalah Gubernur New Mexico, Michelle Lujan Grasham. Ia dianggap sukses memimpin daerahnya saat pandemi COVID-19.
Sebelum menjadi gubernur, Michelle Lujen Grisham pernah menjadi pejabat otoritas kesehatan di New Mexico.
Sejauh ini, pihak Michelle Lujen Grisham masih bungkam terkait rumor menjadi menkes. Joe Biden akan mengumumkan posisi menkes AS pada pekan depan.
Kasus COVID-19 di AS sudah mencapai 14,1 juta dengan 276 ribu pasien meninggal, berdasarkan data Johns Hopkins University.
Advertisement
Pertama Kalinya, Angka Kematian Harian Akibat COVID-19 di AS Tembus 3.100
AS mencatat lebih dari 3.100 kematian akibat COVID-19 dalam satu hari, menghapus rekor yang ditetapkan musim semi lalu. Sementara jumlah orang Amerika yang dirawat di rumah sakit karena Virus Corona jenis baru itu telah melampaui 100.000 untuk pertama kalinya.
Ditambah lagi, AS juga mulai mencatat 200.000 kasus per hari, menurut angka yang dirilis pada Kamis 3 Desember. Demikian seperti mengutip Channel News Asia, Jumat 12 April 2020.
Ketiga tolok ukur secara keseluruhan menunjukkan sebuah negara tergelincir lebih dalam ke dalam krisis, dengan kemungkinan terburuk yang belum datang. Lonjakan kasus ini diperkirakan sebagian terjadi akibat Thanksgiving, ketika jutaan orang Amerika mengabaikan peringatan untuk tinggal di rumah dan merayakan hanya dengan anggota rumah tangga mereka.
Di seluruh AS, lonjakan itu telah membanjiri rumah sakit dan membuat perawat serta petugas perawatan kesehatan lainnya kekurangan tenaga hingga mengakibatkan kelelahan.
“Kenyataannya bulan Desember, Januari hingga Februari akan menjadi masa-masa sulit. Saya benar-benar yakin itu akan menjadi masa tersulit dalam sejarah kesehatan masyarakat bangsa ini,” kata Dr Robert Redfield, kepala Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Infografis COVID-19:
Advertisement