Jerman, Lebanon Laporkan Kasus Perdana Varian Baru COVID-19 dari Inggris

Otoritas kesehatan di Jerman dan Lebanon mengumumkan kasus pertama varian baru COVID-19 yang ditemukan pada warga dengan riwayat perjalanan ke Inggris.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Des 2020, 07:01 WIB
Diterbitkan 27 Des 2020, 07:01 WIB
Jerman Kembali Lockdown
Zona pejalan kaki utama di Frankfurt ramai oleh orang-orang yang melintas di Jerman, Senin (14/12/2020). Kebijakan lockdown di Jerman terpaksa diambil demi menurunkan kasus penularan virus corona covid-19 yang melonjak beberapa waktu terakhir. (AP Photo/Michael Probst)

Liputan6.com, Berlin - Otoritas kesehatan di Jerman dan Lebanon mengumumkan kasus pertama varian baru COVID-19 yang ditemukan pada warga dengan riwayat perjalanan ke Inggris.

Kasus pertama untuk varian baru COVID-19 di Jerman ditemukan pada seorang warga yang datang dari Bandara Heathrow di London, ibu kota Inggris, pada 20 Desember 2020, kata otoritas di negara bagian Baden-Wuerttemberg, Kamis. Ia terkonfirmasi positif COVID-19 saat tiba di Frankfurt untuk mengunjungi keluarganya, terang pemerintah negara bagian.

Pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium Kota Berlin menunjukkan pasien positif itu terserang virus B.1.1.7, nama varian baru COVID-19 yang saat ini mewabah di Inggris.

“Ini adalah kasus pertama yang diketahui di Jerman,” kata Dinas Kesehatan Baden-Wuerttemberg dalam pernyataan tertulisnya sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Sabtu (26/12/2020).

Penderita varian baru itu, menurut keterangan otoritas terkait, mengalami gejala penyakit ringan.

Ia telah dijemput oleh keluarganya dan saat ini pasien tersebut masih menjalani karantina di kediaman pribadinya di Baden-Wuerttemberg, menurut pihak dinas.

Otoritas kesehatan di Baden-Wuerttemberg menambahkan tiga orang yang berstatus kontak erat dengan pasien itu juga telah menjalani isolasi mandiri.

Sementara itu, otoritas kesehatan di Lebanon juga mengumumkan kasus pertama varian baru COVID-19, Jumat. Kasus pertama itu ditemukan pada penumpang yang tiba dari Kota London, Inggris.

“Kasus pertama varian baru COVID-19 ditemukan pada seorang penumpang yang naik pesawat Middle East Airlines dengan nomor 202 dari London pada 21 Desember,” kata pelaksana tugas menteri kesehatan di Lebanon, sebagaimana dikutip dari akun resminya di media sosial Twitter.

Ia mendorong seluruh penumpang pesawat itu beserta keluarganya untuk melakukan langkah pencegahan.

Tingginya kasus positif di Lebanon membuat layanan kesehatan setempat kewalahan, apalagi negara itu tengah mengalami krisis keuangan. Lebanon juga masih kesulitan untuk bangkit setelah adanya ledakan di Beirut yang menyebabkan sejumlah rumah sakit rusak dan hancur.

Sejauh ini, lebih dari 1.000 orang tewas akibat COVID-19 di Lebanon, negara yang dihuni oleh kurang lebih enam juta jiwa.

Varian baru virus itu yang telah mewabah di Inggris membuat beberapa negara di Eropa menutup perbatasannya dan memberhentikan akses transportasi dari dan ke negara tersebut.

Singapura juga mengumumkan kasus pertama untuk varian baru COVID-19, Kamis (24/12).

Simak video pilihan berikut:

Kasus Pertama Barian Baru Virus Corona COVID-19 di Inggris

FOTO: Prancis Akan Longgarkan Lockdown Terkait COVID-19
Warga berjalan melewati seseorang yang berpakaian Sinterklas di luar sebuah pasar swalayan di Paris, Prancis, 25 November 2020. Kebijakan karantina wilayah (lockdown) virus corona COVID-19 secara nasional dapat dicabut pada 15 Desember jika kondisi kesehatan di negara itu membaik. (Xinhua/Gao Jing)

Liputan6.com, Paris - Prancis telah mengonfirmasi kasus pertama varian baru virus corona yang lebih menular yang baru-baru ini diidentifikasi di Inggris.

Kementerian kesehatan mengatakan orang itu adalah warga negara Prancis di kota pusat Tours yang telah tiba dari London pada 19 Desember 2020.

Kementerian mengatakan dia asimptomatik, dan saat ini mengisolasi diri di rumah.

Kemunculan varian baru virus corona di Inggris memicu pembatasan perjalanan di Eropa, termasuk salah satunya dari dan ke Inggris.

Prancis menutup perbatasannya tetapi mengakhiri larangannya pada Rabu 23 Desember 2020, mewajibkan orang-orang menyerahkan hasil tes negatif sebelum bepergian.

Selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya