Taipei - Presiden Tsai Ing-wen telah menyatakan keberhasilan Taiwan dalam memenangkan pandemi Virus Corona baru pada Jumat (1/1/2021). Selain itu, ia juga menyatakan keberhasilan Taiwan dalam menumbuhkan perekonomian di tengah ancaman militer China.Â
Melansir DW, Minggu (3/1/2021), melalui pidato awal tahun barunya, Presiden Tsai mengatakan bahwa Taiwan telah berhasil menaklukkan virus dengan percaya pada sikap profesionalisme sekaligus sikap saling membantu antar warga, tanpa perlu melakukan pembatasan penguncian yang dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan pendidikan.Â
Advertisement
Baca Juga
Pujian patut diberikan karena upaya Taiwan yang cepat dan berkelanjutan menahan wabah COVID-19, dengan hanya mencatat tujuh kasus kematian dan kurang dari 800 kasus yang dikonfirmasi, meski dekat China yang jadi episentrum wabah saat pandemi dimulai.Â
Namun seiring pertumbuhan ekonomi, Taiwan terancam oleh "seringnya aktivitas pesawat militer dan kapal perang di sisi lain Selat Taiwan," kata Tsai, merujuk pada China. Tsai mengatakan stabilitas hubungan lintas selat menjadi perhatian tidak hanya bagi kedua belah pihak tetapi juga dunia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Tawaran Dialog Tsai
Taiwan yang menerima senjata pertahanan dan dukungan politik yang kuat dari Amerika Serikat (AS) akan tetap berpegang pada kebijakannya saat ini dan berharap dapat berdialog dengan Beijing atas dasar kesetaraan dan saling menghormati, kata Tsai.
"Dengan kesetaraan dan rasa hormat, kami ingin bersama-sama memfasilitasi dialog yang bermakna," kata Tsai.
Tsai mengatakan bahwa, pada tahun 2020, jet dan kapal militer China lebih sering mendekati wilayah Taiwan dan gerakan semacam itu "tidak hanya memengaruhi hubungan di seluruh Selat Taiwan tetapi juga menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik saat ini."
Tsai mengatakan bahwa jika pandemi COVID-19 dapat dikendalikan, dia berharap kondisi yang lebih baik dapat membantu meningkatkan pemahaman. Di Taiwan, kata Tsai, pekerjaan terpenting pada 2021 adalah memastikan orang terus "menjalani kehidupan normal sehari-hari" di tengah pemulihan ekonomi global.
"Sebagai (negara yang memiliki) kekuatan untuk kebaikan di dunia, kami akan terus menjadi anggota masyarakat internasional yang sangat diperlukan," kata Tsai. Taiwan telah memiliki pemerintahan merdeka sejak 1949, tetapi China menganggap pulau demokratis itu sebagai bagian dari wilayahnya.
China memutuskan semua komunikasi resmi dengan Taiwan pada Juni 2016, satu bulan setelah Tsai dari Partai Progresif Demokratik - yang condong ke arah kemerdekaan - menjabat.
Advertisement