Bendung Varian Baru COVID-19, Joe Biden Bakal Larang WN Afrika Selatan hingga Inggris Masuk AS

Joe Biden bakal melarang WNA dari sejumlah negara ke AS guna membendung laju infeksi varian baru Virus Corona COVID-19 di negaranya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Jan 2021, 13:53 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 13:53 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris Resmi Pimpin Amerika Serikat
Presiden Joe Biden berbicara selama Pelantikan di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Joe Biden mengalahkan Donald Trump di pemilu AS 2020 dengan perolehan 81 juta suara. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Joe Biden akan memberlakukan larangan bagi sebagian besar warga negara non-Amerika Serikat yang memasuki kawasannya. Aturan itu bakal diterapkan mulai Sabtu, 30 Januari 2021, dalam upaya untuk menahan penyebaran varian baru COVID-19.

Sejumlah negara tersebut salah satunya meliputi Afrika Selatan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (25/1/2021), Joe Biden juga memberlakukan kembali larangan masuk pada hampir semua pelancong non-AS yang telah berada di Brasil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara lain di Eropa.

"Kami menambahkan Afrika Selatan ke dalam daftar terbatas karena varian yang mengkhawatirkan yang telah menyebar ke luar Afrika Selatan," kata Dr Anne Schuchat, wakil direktur utama Centers for Disease Control and Prevention director (CDC), dalam sebuah wawancara pada Minggu kemarin.

Dr Anne Schuchat menambahkan badan itu telah menerapkan rangkaian tindakan untuk melindungi warga Amerika. Selain itu juga untuk mengurangi risiko penyebaran varian baru COVID-19 yang kian memperburuk pandemi saat ini.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah mengarahkan pembatasan pada Brasil dan Eropa pada 18 Januari 2021.

Langkah Pendekatan Agresif Joe Biden untuk Memerangi COVID-19

Sementara itu, Joe Biden, yang resmi menjabat sejak Rabu 20 Januari 2021, mengambil pendekatan agresif untuk memerangi penyebaran virus setelah Trump menolak mandat yang diminta oleh badan kesehatan AS.

Beberapa pejabat kesehatan prihatin bahwa vaksin saat ini mungkin tidak efektif melawan varian Afrika Selatan, yang juga meningkatkan kemungkinan infeksi ulang.

Varian Afrika Selatan, juga dikenal sebagai varian 501Y.V2, 50 persen lebih menular dan telah terdeteksi di setidaknya 20 negara.

Pejabat CDC mengatakan kepada Reuters bahwa mereka akan terbuka untuk menambahkan negara lain ke daftar jika diperlukan.

Varian baru COVID-19 dari Afrika Selatan belum ditemukan di Amerika Serikat tetapi setidaknya 20 negara bagian AS telah mendeteksi varian baru COVID-19 dari Inggris yang dikenal sebagai B.1.1.7. Vaksin saat ini tampaknya efektif melawan mutasi Inggris.

Kedutaan Afrika Selatan di Washington sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan di bawah ini:


Aturan Baru CDC

FOTO: Kasus Corona di Amerika Serikat Tembus 1 Juta
Layar menunjukkan ucapan terima kasih terhadap petugas kesehatan terlihat di Times Square, New York, AS, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 WIB, jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Pada Selasa besok, aturan CDC baru mulai berlaku dan mewajibkan semua pelancong udara internasional berusia dua tahun ke atas untuk menunjukkan tes negatif virus Corona COVID-19.

Pejabat CDC mencatat 120 negara saat ini memiliki persyaratan pengujian COVID-19 wajib untuk perjalanan internasional.

CDC mengatakan, para pelancong harus melakukan karantina sendiri selama tujuh hari setelah kembali ke Amerika Serikat dan mempertimbangkan untuk mendapatkan tes COVID-19 baru dalam tiga hingga lima hari setelah kembali ke Amerika Serikat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya