Liputan6.com, Taipei - Pihak berwenang Taiwan akan mengkarantina 5.000 orang dalam upaya menangani klaster baru kasus Virus Corona COVID-19 di sebuah rumah sakit.
Langkah tersebut diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Taiwan pada Minggu (24/1) waktu setempat.
Dilansir US News yang mengutip Reuters, Senin (25/1/2021) diketahui bahwa Taiwan telah melakukan pengendalian pandemi Virus Corona COVID-19 dengan baik berkat pencegahan dini.
Advertisement
Upaya pencegahan itu ketika infeksi COVID-19Â mencapai 890 kasus, sejak 12 Januari lalu telah menangani penularan kecil di sebuah rumah sakit.
Terdapat sekitar 15 orang yang terinfeksi COVID-19 di rumah sakit di bagian utara kota Taoyuan.
Namun, jumlah tersebut dinilai jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, di mana banyak acara perayaan tahun baru Imlek ditunda guna mencegah penyebaran COVID-19.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengatakan kepada wartawan bahwa mereka akan menambah jumlah orang yang harus dikarantina di rumah selama 14 hari, yang diduga sudah melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi dari klaster rumah sakit.
Menurut Menteri Chen Shih-chung, jumlah orang-orang itu pun mencapai sekitar 500, dengan sekitar 1.300 yang saat ini berada dalam karantina.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sistem Pelacakan Kontak COVID-19 di Taiwan
Pemerintah Taiwan juga telah menguji semua orang yang telah di karantina, dan telah mengumumkan kasus baru COVID-19 di antara mereka.
Taiwan memiliki sistem yang dapat mengetahu siapa saja yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19.
Tak hanya itu, negara tersebut juga memiliki pemantauan elektronik untuk memastikan mereka yang berada di karantina tetap di rumah.
Terlepas dari infeksi baru, Taiwan hanya memiliki 95 kasus aktif COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
Advertisement