Menlu AS Antony Blinken Sebut China Menantang Sistem Internasional

Menlu AS Antony Blinken berkata China memiliki kekuasan untuk menantang sistem internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2021, 10:13 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 09:00 WIB
Antony Blinken. (AFP)
Antony Blinken. (AFP)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyebut China sebagai tantangan bagi sistem internasional yang terbuka. Pasalnya, China memiliki kapasitas ekonomi hingga militer.

"China adalah satu-satunya negara dengan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi yang secara serius menantang sistem internasional yang stabil dan terbuka," ujar Menlu Blinken seperti dikutip VOA Indonesia, Kamis (4/3/2021).

Pernyataan itu disampaikan Blinken, Rabu (3/3), dalam pidato di Departemen Luar Negeri di Washington di mana ia membeberkan agenda kebijakan luar negeri pemerintahan Biden, dengan delapan prioritas. 

"Hubungan kita dengan China bila perlu akan kompetitif, kolaboratif kalau bisa, dan bermusuhan bila harus," ujar Blinken.

"Faktor yang umum adalah perlunya terlibat dengan China dari posisi kekuatan. Itu membutuhkan kerja sama dengan sekutu dan mitra, bukan malah mengecam mereka. Dengan begitu, kekuatan gabungan kita akan jauh lebih sulit untuk diabaikan oleh China."

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

AS Waspada Dominasi China

Luhut Pandjaitan Bertemu Menlu China
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi berbincang dengan Menko Kemaritiman, Luhut Pandjaitan saat pertemuan di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing. Rabu (24/10). Pertemuan membahas kerja sama kedua negara antara lain di bidang kelauatan. (Daisuke Suzuki/POOL/AFP)

Pejabat tinggi Amerika memperingatkan bahwa negara-negara di seluruh dunia tidak bisa lagi menghindar dari keberadaan China yang semakin ambisius dan agresif.

Para pejabat mengatakan Beijing semakin nyaman memperluas kekuatan militernya jauh melampaui negaranya.

"Kita sudah merasakan apa artinya dipimpin oleh China atau sangat dipengaruhi oleh China," kata Laksamana Muda Michael Studeman, Direktur Intelijen Untuk Komando Indo-Pasifik AS, dalam konferensi virtual, Selasa (2/3).

"Kita akan menyaksikan semakin mendunianya ekspedisi militer China yang akan turun tangan di mana saja, jika mereka menganggap kepentingannya terancam," katanya.

"Di mana pun di seluruh dunia, jika China merasa kepentingan pembangunannya terancam, maka kita akan menyaksikan China akhirnya akan mengirimkan semakin banyak tentara PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) dan lebih sering."

Studeman bukanlah pejabat militer Amerika pertama yang memperingatkan tentang ancaman dari China.

Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin berulang kali menyebut China sebagai "ancaman bertahap" bagi Pentagon. Pejabat Komando Pusat Amerika itu juga telah memperingatkan tentang bagaimana China berupaya semakin menanamkan pengaruhnya di Timur Tengah. Sementara Komando Selatan Amerika telah menyampaikan keprihatinan tentang aktivitas China di Amerika Tengah dan Selatan.

Joe Biden Galang Dukungan

Hari Pertama Joe Biden Jadi Presiden AS
Presiden Joe Biden saat berada pertamanya di Ruang Oval, Gedung Putih di Washington, Rabu (20/1/2021). Pada hari pertamanya menjabat, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani sejumlah tindakan eksekutif di Gedung Putih. (AP Photo/Evan Vucci)

Presiden Amerika Joe Biden juga telah berusaha untuk menggalang dukungan global guna melawan Beijing.

"Bagaimana Amerika, Eropa, dan Asia bekerja sama untuk mengamankan perdamaian dan mempertahankan nilai-nilai kita bersama serta memajukan kemakmuran kita di seluruh Pasifik akan menjadi salah satu upaya terpenting yang kita lakukan," katanya kepada para pemimpin dunia pada Konferensi Keamanan virtual di Munich bulan lalu.

Namun, Studeman mengatakan para pejabat AS yakin China telah membentuk pola yang jelas tentang bagaimana China menegaskan dominasinya berdasarkan pada perkembangan negara itu dengan Hong Kong dan Taiwan.

"Pada dasarnya yang kita saksikan pembungkaman kebebasan, kematian otonomi," kata perwira intelijen tertinggi itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya