Kasus COVID-19 Melonjak, Filipina Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Sputnik

Otoritas kesehatan Filipina menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Sputnik dari Rusia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Mar 2021, 13:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2021, 13:30 WIB
Rusia Mulai Suntikkan Vaksin Corona Sputnik V di Moskow
Seorang perawat menunjukkan vaksin Sputnik V untuk melawan virus corona di sebuah klinik di Moskow, Sabtu (5/12/2020). Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pihak berwenang memulai vaksinasi massal untuk orang-orang berisiko tinggi tertular Covid-19. (Kirill KUDRYAVTSEV/AFP)

Liputan6.com, Manila - Filipina telah menyetujui vaksin Sputnik V COVID-19 Rusia untuk penggunaan darurat, kata Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) negara itu pada Jumat (19/3), ketika negara Asia Tenggara itu memerangi lonjakan infeksi baru.

Vaksin yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute Rusia itu adalah yang keempat yang mendapatkan izin penggunaan darurat di Filipina.

"Manfaat yang diketahui dan potensial dari vaksin Gamaleya Sputnik V ... lebih besar daripada risiko yang diketahui dan potensial dari vaksin tersebut," kata kepala FDA Rolando Enrique Domingo pada konferensi pers, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (19/3/2021). 

Data sementara menunjukkan vaksin Sputnik V dua dosis memiliki kemanjuran 91,6 persen pada kelompok usia 18 tahun ke atas, kata Domingo.

Pada bulan Februari, panel medis di Vietnam merekomendasikan persetujuan vaksin Sputnik V.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


COVID-19 di Filipina

FOTO: Filipina Laporkan Lonjakan Kasus COVID-19 Lebih dari Seminggu
Seekor anjing duduk saat warga berjalan di desa yang dilockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Manila, Filipina, Senin (15/3/2021). Lonjakan kasus COVID-19 di Filipina menambah kekhawatiran atas lambannya vaksinasi dan keengganan publik. (AP Photo/Aaron Favila)

Filipina, yang memiliki jumlah kasus COVID-19 dan kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara, menghadapi gelombang infeksi baru, dengan hampir 20.000 kasus baru dilaporkan dalam empat hari terakhir.

Pemerintah berencana untuk meluncurkan 140,5 juta vaksin pada bulan Desember, untuk menyuntik 70 juta orang dewasa dan mencapai kekebalan kawanan untuk pembukaan kembali yang lebih aman dari ekonomi yang dilanda pandemi di negara itu, yang mengalami kontraksi dengan rekor 9,5 persen pada tahun 2020.

Pemerintah setempat meluncurkan program inokulasi pada 1 Maret dan telah menerima pengiriman 1,125 juta dosis vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya