Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Biden menegaskan sekali lagi bahwa Israel berhak mempertahankan diri.
Berdasarkan pernyataan resmi Gedung Putih, Senin 17 Mei, Joe Biden berkata Israel sedang menghadapi serangan roket yang membabi-buta. Selain itu, Biden mendukung usaha-usaha agar situasi Yerusalem lebih tenang.
Advertisement
Baca Juga
Presiden Biden juga mendukung Israel agar mengupayakan berbagai cara untuk memastikan perlindungan rakyat yang tidak bersalah.
Masalah gencatan senjata juga turut dibahas, dan Presiden Biden memberikan restu untuk gencatan senjata. Diskusi sedang berjalan dengan mitra-mitra AS seperti Mesir agar tujuan itu terwujud.
Presiden Biden dan PM Netanyahu turut membahas progres operasi militer Israel melawan Hamas dan "kelompok-kelompok teroris lainnya di Gaza."
Kedua pemimpin juga berjanji akan terus berkomunikasi.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Jubir Gedung Putih AS: Hamas Adalah Organisasi Teroris
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengimbau bahwa Hamas adalah organisasi teroris. Psaki berkata Hamas tak punya justifikasi untuk menembakan roket-roket ke Israel.
"Saya pikir ini juga penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa Hamas adalah organisasi teroris," ujar Jen Psaki pada Jumat lalu (14/5).
Lebih lanjut, jubir Gedung Putih berkata bahwa Hamas bukanlah perwakilan dari rakyat Palestina yang terluka. Ia lantas mengkritik serangan Hamas ke Israel.
"Hamas tidak mewakili pandangan para keluarga, orang-orang yang menderita, semua rakyat Palestina yang menderita akibat kekerasan ini. Tapi tidak ada justifikasi untuk 1.500 roket dari Hamas yang menarget masyarakat di Israel," jelas Psaki.
Jen Psaki berkata pemerintah Joe Biden terus berusaha agar perdamaian terjadi antara Palestina dan Israel. Negosiasi disebut berlangsung di balik pintu agar lebih efektif.
Pemerintahan Joe Biden disebut memakai relasi di timur tengah untuk membantu de-eskalasi. Dua negara yang disebut Jen Psaki adalah Mesir dan Tunisia yang dinilai memiliki pengaruh besar kepada Hamas, sehingga bisa membantu meredakan konflik.
Advertisement