Hong Kong Hapus Sejarah Pembantaian Tiananmen, AS Beri Respons

Joe Biden menyebut penindasan dengan kekerasan oleh pemerintah China terhadap demonstrasi damai di Lapangan Tiananmen dan sekitarnya pada 4 Juni 1989, sebagai sebuah pembantaian.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2021, 17:05 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2021, 17:05 WIB
Gerbang Tiananmen
Gerbang Tiananmen sepi dari kunjungan wisatawan (dok.instagram/@kkyu_mini/https://www.instagram.com/p/CKY3h1UhhHq/Komarudin)

Liputan6.com, Hong Kong - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (2/6) mengutuk tindakan oleh otoritas Hong Kong untuk meredam perbedaan pendapat, menyerukan upaya untuk melupakan pembantaian Lapangan Tiananmen pada saat peringatannya semakin dekat.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyebut penindasan dengan kekerasan oleh pemerintah China terhadap demonstrasi damai di Lapangan Tiananmen dan sekitarnya pada 4 Juni 1989, sebagai sebuah pembantaian.

“Amerika Serikat mengutuk tindakan otoritas Hong Kong yang mendorong penyelenggara untuk menutup Museum 4 Juni yang memperingati pembantaian Lapangan Tiananmen 1989,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri, Jalina Porter, dalam jumpa pers via telepon.

“Otoritas Hong Kong dan Beijing terus membungkam suara-suara yang berbeda dan juga berusaha menghapus pembantaian yang mengerikan dari sejarah,” tambah Porter.

 

Izin Sebagai Tempat Liburan

Keranjang Bunga Setinggi 18 Meter Dihiasi Lapangan Tiananmen
Sebuah "keranjang bunga" di Lapangan Tian'anmen di Beijing, ibu kota China (24/9/2020). Dekorasi setinggi 18 meter berbentuk keranjang bunga itu ditempatkan di tengah Lapangan Tian'anmen untuk menyambut masa libur Hari Nasional China mendatang. (Xinhua/Chen Zhonghao)

Komentar keras Departemen Luar Negeri itu disampaikan ketika Museum 4 Juni Hong Kong menyatakan akan tutup sementara karena penyelidikan perizinan oleh pihak berwenang.

Beberapa hari sebelum peringatan, Departemen Kebersihan Makanan dan Lingkungan Hong Kong mengatakan museum itu belum memperoleh izin tempat hiburan umum dan berpotensi melanggar peraturan.

Pihak pengelola mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa museum itu akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut untuk melindungi keselamatan staf dan pengunjung, dan bahwa konsultasi hukum lebih lanjut diperlukan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya