Liputan6.com, Tokyo - Seorang anggota dewan Komite Olimpiade Jepang, pada Jumat (28/5/2021), mengecam penyelenggara Olimpiade Tokyo karena mengabaikan kekhawatiran publik tentang lantaran mengadakan pesta olahraga global di tengah pandemi, tetapi mengatakan sudah terlambat untuk membatalkan.
Menurut CNA, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tampaknya berpikir hal itu dapat memenuhi keinginan publik Jepang, yang menurut jajak pendapat, sangat menginginkan pertandingan itu dibatalkan atau ditunda, kata Kaori Yamaguchi dalam sebuah opini yang dimuat oleh kantor berita Kyodo Jepang.
Baca Juga
Sudah ditunda dari tahun lalu karena pandemi, versi Olimpiade yang diperkecil tanpa penonton asing akan dimulai pada 23 Juli meskipun ada kekhawatiran publik bahwa acara tersebut dapat menguras sumber daya medis dan menyebarkan virus corona saat Jepang memerangi gelombang keempat infeksi.
Advertisement
Yamaguchi, mantan peraih medali Olimpiade di judo, menuduh pemerintah Jepang, panitia penyelenggara Tokyo 2020, dan IOC "menghindari dialog".
"IOC juga sepertinya menganggap opini publik di Jepang tidak penting," katanya.
"Saya yakin kami telah melewatkan kesempatan untuk membatalkan. Kami telah terpojok ke dalam situasi di mana kami bahkan tidak bisa berhenti sekarang. Kami terkutuk jika kami melakukannya, dan terkutuk jika kami tidak melakukannya."
Â
Memicu Kemarahan di Jepang
Serangkaian komentar pejabat IOC, termasuk salah satunya oleh Wakil Presiden IOC John Coates bahwa Olimpiade akan diadakan bahkan dalam keadaan darurat seperti yang saat ini terjadi di Tokyo dan wilayah lain, telah memicu kemarahan di Jepang.
Pemerintah Jepang juga mengatakan Olimpiade dapat berjalan dengan aman meskipun peluncuran vaksin lambat dan meningkatnya jumlah kasus virus corona yang parah membebani sistem medis.Â
Jepang telah mencatat hampir 750.000 kasus dan lebih dari 13.000 kematian.
Penasihat medis paling senior negara itu mengatakan pada hari Kamis bahwa bimbingan kesehatan masyarakat, termasuk miliknya, tidak mencapai IOC yang bertanggung jawab atas acara tersebut.
"Kami sekarang mempertimbangkan di mana kami harus memberikan saran kami," kata Shigeru Omi kepada anggota parlemen. "Jika mereka ingin mengadakan (Olimpiade), tugas kami adalah memberi tahu mereka apa risikonya."
Omi mengatakan kepada anggota parlemen pada hari Jumat bahwa ia berencana untuk mengeluarkan pandangan para ahli medis tentang penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pada 20 Juni, ketika keadaan darurat saat ini di Tokyo dan daerah lain akan berakhir.
Seiko Hashimoto, ketua panitia penyelenggara Tokyo 2020, mengatakan pada hari Kamis bahwa penting dalam masa-masa sulit untuk menyatukan dunia yang terpecah dengan "kekuatan olahraga".
Â
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement