Liputan6.com, Montevideo - Otoritas kesehatan di Uruguay menyumbangkan 12 ribu dosis vaksin COVID-19 buatan Astrazeneca kepada negara tetangga mereka: Paraguay. Vaksin itu diterima dari COVAX.
Menurut laporan MercoPress, Senin (21/6/2021), Uruguay hanya akan memakai vaksin AstraZeneca untuk warga usia 60 tahun ke atas, sehingga mereka bisa menyumbangkan ke Paraguay.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa vaksin AstraZeneca itu bakal kedaluwarsa pada 28 Juni hingga akhir Agustus 2021.
Pada 4 April, Uruguay mendapatkan 48 ribu dosis AstraZeneca melalui COVAX. Oleh karena vaksinasinya hanya untuk 60 tahun ke atas, donasi ke Paraguay dipastikan tak menganggu program vaksinasi.
Selain AstraZeneca, Uruguay juga menggunakan Pfizer dan Sinovac. Hingga Jumat (18/6), ada lebih dari 2,1 juta orang yang sudah mendapat suntikan dosis pertama vaksin COVID-19.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Vaksin Sinovac dan AstraZeneca Ampuh Tangkal COVID-19 Varian Baru, Ini Buktinya
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan berbagai jenis vaksin yang sudah ada saat ini tetap bisa digunakan untuk menangkal berbagai jenis varian Covid-19. Meski sudah ada publikasi ilmiah terkait penurunan efikasi, namun dari sisi perlindungan vaksin yang ada sudah masih tinggi.
"Walaupun ada publikasi ilmiah ada penurunan efikasi tapi perlindungannya masih tinggi," kata Nadia dalam diskusi online: Siap Jaga Indonesia dengan Vaksinasi Gotong Royong, Jakarta, Rabu (16/6).
Nadia memaparkan vaksin Sinovac memiliki perlindungan dari kematian mencapai 98 persen. Lalu proteksi bagi tenaga kesehatan dari gejala yang mucul masih 98 persen dan timbulnya gejala juga masih 93 persen.
Selain itu publikasi ilmiah dari England menunjukkan efikasi vaksin AstraZeneca untuk virus corona varian Inggris dan India mencapai 60 persen sampai 67 persen. Artinya kata Nadia, rekomendasi WHO untuk mempercepat proses vaksinasi harus segera dilakukan sebelum muncul lagi ragam varian virus dan efikasi vaksin semakin menurun.
"Artinya rekomendasi WHO juga bilang dipercepat, ini supaya tidak terganggu buat melawan pertahanan tersebut," kata dia.
Senada, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany menilai dari berbagai literatur yang ada berbagai varian virus Covid-19 masih memiliki sifat yang sama. Dia menganalogikan varian virus tersebut seperti manusia yang memakai jenis baju berbeda, namun sifat dasarnya tetap sama.
"Tidak ada perbedaan efektivitas dari varian Covid-19 tersebut. Ada sedikit perbedaan tapi perilakunya sama," kata dia.
Advertisement