Bangkai Paus Terdampar di Pantai Mannar, Diduga Korban Kebakaran Kapal Singapura

Nelayan menduga paus luka bakar adalah korban dari kebakaran kapal bendera Singapura.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2021, 15:31 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2021, 15:31 WIB
Berjibaku dengan Puing-puing Sisa Kapal yang Terbakar di Sri Lanka
Tentara Angkatan Laut Sri Lanka menghilangkan puing-puing dari kapal kontainer MV X-Press Pearl yang terdampar di sebuah pantai di Kolombo, Jumat (28/5/2021). Kapal berbendera Singapura yang membawa 25 ton asam nitrat itu terbakar di lepas pantai Kolombo. (Ishara S. KODIKARA/AFP)

Liputan6.com, Kolombo - Seekor paus dengan luka bakar terdampar di tepi pantai Musali Karadikuli, Mannar pada Sabtu (19/06/2021). Nelayan sebagai saksi mata mengatakan bahwa bangkai paus ini memiliki panjang sekitar 12 kaki.

Berdasarkan laporan yang diterima Adaderana pada Senin (21/06/2021). Sebelum paus, adapula beberapa bangkai penyu ditemukan di pantai Silawathura, Musali, Vankalai, dan Arippu.

Nelayan menduga bahwa hewan laut ini mati karena dampak yang ditimbulkan oleh kapal ‘X-Press Pearl’ yang terbakar di dekat pelabuhan Kolombo. 

Kapal X-Press Pearl berbendera Singapura yang tenggelam pada Kamis 17 Juni 2021, sebulan setelah terbakar, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan bencana lingkungan.

Kebakaran Kapal Kontainer Bahan Kimia di Ibu Kota Kolombo

Ilustrasi kapal terbakar
Ilustrasi kapal terbakar. (Liputan 6 TV)

Perwakilan PBB di Sri Lanka mengatakan tenggelamnya kapal kontainer yang terbakar saat mengangkut bahan kimia dari ibukota Kolombo telah menyebabkan "kerusakan signifikan pada planet ini" dengan melepaskan zat berbahaya ke dalam ekosistem.

PBB mengatakan sedang mengkoordinasikan upaya internasional dan membantu Sri Lanka dalam menilai kerusakan, upaya pemulihan dan mencegah bencana tersebut di masa depan.

"Keadaan darurat lingkungan alam ini menyebabkan kerusakan signifikan pada planet ini dengan melepaskan zat berbahaya ke dalam ekosistem," kata koordinator penduduk PBB di Sri Lanka Hanaa Singer-Hamdy dalam sebuah pernyataan akhir Sabtu 19 Juni 2021, dikutip dari Channel News Asia.

"Ini pada gilirannya mengancam kehidupan dan mata pencaharian penduduk di daerah pesisir."

Tim tumpahan minyak dan pakar kimia PBB - yang disediakan oleh Uni Eropa - telah dikirim ke Sri Lanka.

Sri Lanka telah mengajukan klaim sementara sebesar US$ 40 juta kepada X-Press Feeders untuk menutupi sebagian biaya memerangi kebakaran, yang pecah pada 20 Mei ketika kapal itu berlabuh sekitar 18km barat laut Kolombo dan menunggu untuk memasuki pelabuhan.

Angkatan laut Sri Lanka percaya kobaran api disebabkan oleh kargo kimianya, yang mencakup 25 ton asam nitrat dan bahan kimia lainnya, yang sebagian besar dihancurkan dalam api. Tetapi puing-puing termasuk fibreglass yang terbakar dan berton-ton pelet plastik telah mencemari pantai-pantai terdekat.

Sebuah manifes kapal yang dilihat oleh Associated Press mengatakan kapal itu membawa muatan di bawah 1.500 kontainer, dengan 81 di antaranya digambarkan sebagai barang "berbahaya".

Perhatian utama adalah sekitar 300 ton minyak bunker yang digunakan sebagai bahan bakar untuk kapal. Tapi para pejabat telah mengatakan itu bisa terbakar dalam api. Baik otoritas Sri Lanka dan operator kapal, X-Press Feeders, sejauh ini mengatakan tidak ada tanda-tanda tumpahan minyak.

 

Reporter: Bunga Ruth

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya