Update Pertukaran Hamas-Israel: 3 Sandera dan 183 Tahanan Palestina Dibebaskan

Jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan Israel hari ini ternyata jauh lebih banyak dari yang dilaporkan sebelumnya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Feb 2025, 21:40 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 21:40 WIB
Ofer Kalderon, warga Prancis-Israel yang disandera Hamas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, melambaikan tangan - sebelum diserahkan ke Palang Merah oleh anggota Hamas di Khan Younis, Gaza Selatan, Sabtu (1/2/2025).
Ofer Kalderon, warga Prancis-Israel yang disandera Hamas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, melambaikan tangan - sebelum diserahkan ke Palang Merah oleh anggota Hamas di Khan Younis, Gaza Selatan, Sabtu (1/2/2025). (Dok. AP/Abdel Kareem)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gaza - Hamas membebaskan tiga sandera pria yang telah ditahan lebih dari setahun di Jalur Gaza pada Sabtu (1/2/2025). Sementara itu, Israel melepaskan 183 tahanan Palestina dari penjara-penjaranya - sebelumnya dilaporkan 90 orang.

Pembebasan ini merupakan bagian dari pertukaran keempat yang dilakukan di bawah kesepakatan gencatan senjata, yang menghentikan perang selama 15 bulan di Jalur Gaza.

Hamas menyerahkan Yarden Bibas (35) dan warga negara Prancis-Israel Ofer Kalderon (54) kepada petugas Palang Merah di Kota Khan Younis, Gaza Selatan, sementara sandera Amerika Serikat-Israel Keith Siegel (65) diserahkan kepada Palang Merah pada Sabtu pagi di Kota Gaza.

Ketiganya diculik saat serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang saat ini. Pembebasan mereka menjadikan total 18 orang telah dibebaskan sejak gencatan senjata terbaru Hamas-Israel dimulai pada 19 Januari.

Presiden Emmanuel Macron seperti dikutip AP mengatakan, Prancis ikut merasakan kelegaan dan kegembiraan atas kembalinya Kalderon setelah 483 hari menjalani "neraka yang tak terbayangkan".

Macron menambahkan, "Prancis akan terus melakukan segala upaya untuk mengamankan pembebasan sandera Prancis-Israel lainnya yang masih ditawan di Gaza."

Pembebasan sandera kali ini berlangsung cepat dan teratur, berbeda dengan suasana kacau yang terjadi pada Kamis (30/1) ketika Hamas kesulitan menahan kerumunan selama proses penyerahan sandera ke Palang Merah. Dalam kedua pembebasan pada Sabtu, anggota Hamas yang mengenakan penutup wajah dan bersenjata berdiri dalam barisan saat para sandera berjalan ke panggung dan melambaikan tangan sebelum diserahkan kepada Palang Merah.

Di Lapangan Sandera Tel Aviv, ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan pembebasan yang disiarkan langsung di layar besar, sambil melambaikan spanduk dan bersorak.

Tak lama setelah Siegel tiba di Israel, sebuah bus meninggalkan Penjara Militer Ofer dengan sekitar 32 tahanan yang menuju ke Tepi Barat yang diduduki. Kerumunan orang menyambut bus tersebut, bersorak dan mengangkat para tahanan yang dibebaskan di atas bahu mereka dalam suasana kegembiraan.

Otoritas Penjara Israel mengonfirmasi bahwa dari seluruh 183 tahanan Palestina yang dijadwalkan dibebaskan pada Sabtu telah dibebaskan. Sebagian besar dari mereka, termasuk 111 orang yang ditangkap setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dibebaskan ke Jalur Gaza.

Lebih dari 20 orang lainnya ke Tepi Barat. Selain itu, tujuh tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup diasingkan ke Mesir.

Rafah Dibuka Pertama Kalinya dalam 9 Bulan

Tahanan Palestina disambut saat keluar dari bus Palang Merah setelah dibebaskan dari penjara Israel menyusul perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, Sabtu (1/2/2025).
Tahanan Palestina disambut saat keluar dari bus Palang Merah setelah dibebaskan dari penjara Israel menyusul perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, Sabtu (1/2/2025). (Dok. AP/Mahmoud Illean)... Selengkapnya

Gencatan senjata Hamas-Israel bertujuan meredakan perang paling mematikan dan merusak yang pernah terjadi antara keduanya. Kesepakatan tersebut telah bertahan selama dua minggu, memungkinkan bantuan yang lebih banyak mengalir ke Jalur Gaza dan ratusan ribu warga Palestina kembali ke reruntuhan rumah mereka di Gaza Utara.

Selama fase pertama gencatan senjata yang berlangsung selama enam minggu, sejumlah 33 sandera Israel akan dibebaskan sebagai imbalan untuk hampir 2.000 tahanan Palestina. Israel sebelumnya mengonfirmasi telah menerima informasi dari Hamas bahwa delapan dari sandera tersebut tewas.

Dalam perkembangan lainnya, pada Sabtu, 50 anak Palestina yang sakit dan terluka meninggalkan Jalur Gaza untuk mendapatkan perawatan melalui perbatasan Rafah menuju Mesir. Ini menandai pembukaan pertama jalur keluar satu-satunya dari Jalur Gaza sejak Israel menguasainya sembilan bulan lalu.

Misi sipil Uni Eropa dikerahkan pada Jumat (31/1) untuk mempersiapkan pembukaan tersebut.

Pembukaan Rafah menandai langkah penting lainnya dalam fase pertama gencatan senjata ini.

Israel dan Hamas dijadwalkan untuk memulai negosiasi fase kedua gencatan senjata minggu depan, yang melibatkan pembebasan sisa sandera dan perpanjangan gencatan senjata tanpa batas waktu. Perang dapat dilanjutkan pada awal Maret jika kesepakatan tidak tercapai.

Di lain sisi, Israel masih berkomitmen untuk menghancurkan Hamas. Salah satu mitra sayap kanan utama dalam pemerintah Benjamin Netanyahu mendesak agar perang dilanjutkan setelah fase pertama gencatan senjata berakhir.

Namun, Hamas menekankan mereka tidak akan membebaskan sisa sandera tanpa penghentian perang dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya