Ketika Susu Unta Disulap Jadi Bahan Baku Sabun Mandi Alami di Yordania

Berikut adalah produsen sabun alami unik di Yordania, yang membuat sabun dari bahan susu unta.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 27 Jun 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2021, 08:00 WIB
Sabun kecantikan batangan
Ilustrasi sabun kecantikan batangan (Photo by Ruby on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah sabun yang terbuat dari susu unta telah menjadi keunikan baru di Yordania.

Lara al-Titi, produsen dari sabun susu unta tersebut, mendapat penghasilan untuk keluarganya dengan memanfaatkan bahan tradisional ini dalam memproduksi produk-produk perawatan kulit.

Diketahui, susu unta termasuk salah satu minuman yang paling diburu rakyat Yordania, dan minum susu tersebut merupakan hal yang biasa.

Namun, mengolah susu unta menjadi sabun bukanlah hal yang umum di kerajaan tersebut, kata Lara al-Titi.

"Saya adalah orang pertama yang membuat produk-produk dari susu unta di Yordania. Ini bukan hal yang mudah, tidak seperti produk-produk sabun serupa terutama karena sulitnya mendapatkan susu unta. Susu ini tidak selalu tersedia," kata Lara al-Titi, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (26/6/2021).

Memproduksi sabun ini pun ia geluti dengan kerja keras, termasuk mengunjungi peternakan-peternakan unta di Irbid dan Mafraq untuk mendapatkan susu unta.

Banyaknya manfaat susu unta mendorong Titi untuk memilih materi ini sebagai bahan kunci.

Susu unta, menurut Organisasi Makanan dan Pertanian PBB (FAO), memiliki kandungan vitamin C tiga kali lipat lebih banyak daripada kandungannya pada susu sapi.

"Saya mulai memikirkan proyek ini untuk pertama kalinya antara tahun 2009 dan 2010. Secara bertahap saya mengembangkan gagasan dan memperluas proyek ini dari bisnis rumahan hingga mencapai kesepakatan dengan pabrik-pabrik untuk memproduksinya buat saya," cerita Lara al-Titi.

Dikatakannya juga bahwa ia juga masih tetap memproduksi sabun dari susu unta secara manual.

Proses Manual dalam Produksi

5 Manfaat Mengejutkan Sabun Batang untuk Bereskan Seputar Masalah Rumah
Ilustrasi sabun batang. (dok. Unsplash/Dinny Mutiah)

Lara al-Titi membeberkan, proses produksi dimulai dari rangkaian produk sabun yang ia sebut 'Aromatic' dengan menggunakan proses manual di rumahnya, yang kemudian ia perluas menjadi sebuah bengkel kerja independen.

"Tahap pertama mencakup menimbang sabun dan saya memasukkan berbagai jenis minyak untuk mempertahankan kualitas sabun dan manfaat terapeutiknya," jelas Lara al-Titi.

Ia melanjutkan, bahwa sabun itu juga perlu menghasilkan busa yang banyak namun tingkat kekerasannya terjaga serta tidak cepat tengik. Ia mengemukakan juga tentang betapa pentingnya bahan terapeutik yang ditambahkan selama proses produksi.

"Sabun sangat sensitif karena ada bahayanya baik terhadap kulit atau pernapasan, jadi orang yang akan terjun dalam bidang produksi sabun harus memiliki pengetahuan mengenai cara melindungi diri. Ia harus mengetahui setiap langkah dan bahayanya," terang Lara al-Titi.

Selain itu, tingginya permintaan terhadap produknya juga memaksa Lara al-Titi untuk mencapai kesepakatan produksi dengan pabrik-pabrik di sekitar kerajaan Yordania.

Produksinya pun bisa mencapai sekitar 4.000 batang sabun per bulan, yang ia jual di dalam maupun di luar negaranya.

Salah seorang pelanggan produknya, Hiba Tbaishat, menjelaskan alasan mengapa ia senang membeli sabun berbahan baku susu unta itu.

"Saya suka sabun ini karena saya yakin produk ini 100 persen alami. Sabun ini tidak mengandung bahan kimia dan tidak mengandung apapun yang dapat mempengaruhi kulit saya atau saya sendiri di kemudian hari. Jadi saya yakin sabun ini 100 persen alami dan saya benar-benar membutuhkannya. Bagi kami kaum perempuan, penting sekali menggunakan produk-produk alami yang tidak memengaruhi kami setelah kami menghapus riasan wajah kami," ungkapnya.

Infografis Cara Pakai Masker Dobel yang Benar

Infografis Cara Pakai Masker Dobel yang Benar
Infografis Cara Pakai Masker Dobel yang Benar (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya