Diamuk Massa, Pusat Vaksinasi COVID-19 di Prancis Hancur

Pusat vaksinasi COVID-19 di Prancis dihancurkan oleh massa.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Jul 2021, 18:01 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2021, 16:31 WIB
Polisi Prancis Razia Warga Berkeliaran Saat Lockdown
Polisi memeriksa dokumen warga saat lockdown di depan Menara Eiffel, Paris, Prancis, Rabu (18/3/2020). Prancis mengerahkan puluhan ribu polisi untuk berpatroli selama lockdown akibat virus corona COVID-19. (Ludovic MARIN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Dua pusat vaksinasi COVID-19 telah digeledah di Prancis di tengah protes atas penerapan aturan virus corona yang lebih ketat oleh pemerintah.

Mengutip BBC, Senin (19/7/2021), satu situs di Prancis tenggara dirusak dan dibanjiri dengan selang kebakaran pada Jumat malam, kata pihak berwenang.

Sehari kemudian, klinik lain di barat daya sebagian hancur dalam apa yang disebut media lokal sebagai serangan pembakaran.

Insiden itu terjadi pada akhir pekan demonstrasi menentang langkah-langkah pembatasan untuk mengekang COVID-19. Pada hari Sabtu, lebih dari 100.000 orang turun ke jalan di seluruh Prancis untuk mengecam aturan yang dirancang untuk mengatasi peningkatan infeksi.

Langkah-langkah kontroversial yang ditentang termasuk vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan dan izin kesehatan untuk mengakses sebagian besar tempat umum.

 

Kecam Aturan Pemerintah Macron

Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Kritikus menuduh pemerintah Presiden Emmanuel Macron melanggar kebebasan mereka.

Grafiti anti-vaksin ditemukan di dekat pusat vaksinasi yang dirusak di Lans-en-Vercors dekat kota tenggara Grenoble. Serangan pembakaran yang terjadi pada hari Sabtu menargetkan sebuah klinik di desa Urrugne dekat Biarritz di barat daya.

Sementara itu pada rapat umum di Paris pada hari Sabtu, politisi Prancis Martine Wonner mengatakan kepada pengunjuk rasa untuk "mengepung" kantor anggota parlemen yang mendukung kebijakan pemerintah terkait Covid.

Seorang skeptis terkemuka terhadap vaksin Covid, Wonner menghadapi kemungkinan penyelidikan hukum dan dipaksa untuk mundur dari kelompok oposisinya di parlemen pada hari Minggu. Dia mengatakan kata-katanya telah disalahartikan.

Prancis telah melihat beberapa tindakan kekerasan dan vandalisme terhadap anggota parlemen yang mendukung aturan vaksinasi baru.

Namun ratusan ribu orang telah mendaftar untuk menerima vaksin setelah Macron meluncurkan rencana tersebut minggu lalu. Pemerintahnya sedang berusaha untuk mengekang penyebaran varian Delta yang sangat menular, yang menyebabkan lonjakan penerimaan rumah sakit.

Lebih dari 111.000 orang telah meninggal dengan COVID-19 di Prancis selama pandemi, yang telah merusak ekonomi negara itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya