Liputan6.com, Kabul - Selama seminggu terakhir, Taliban telah membuat kemajuan yang signifikan di Afganistan dengan menguasai lebih dari setengah ibukota provinsi negara tersebut.
Kota-kota seperti Kandahar, Herat, dan Kunduz termasuk kota yang saat ini berada dibawah kendali Taliban, yang membuat Taliban semakin dekat dengan ibu kota, Kabul.
Baca Juga
Dilansir dari laman CNN, Minggu (15/8/2021), beberapa warga Afganistas di Herat dan Kunduz mengatakan Taliban telah membawa rasa sunyi setelah pertempuan yang berlangsung selama berminggu-minggu. Sementara itu, beberapa warga lain mengekspresikan ketakutan.
Advertisement
"Seluruh kota kembali normal, orang-orang hidup normal (dan) semua toko-toko sudah buka," kata Ismael, yang juga menambahkan bahwa ia telah melihat perempuan dengan burka melanjurkan kehidupan sehari-hari mereka juga.
Ia mengingat seorang teman yang mengunjungi tokonya pada hari Kamis, memperingatkan akan gangguan Taliban dan menyarankan agar mereka kabur dari kota.
"Kami menutup toko dan pulang. Setelah itu, kami melihat kota itu jatuh ke tangan Taliban," katanya.
"Hari ini adalah hari pertama, jadi siswa tidak pergi ke sekolah, tetapi pegawai pemerintah pergi ke kantor mereka."
Ismael mengungkapkan bahwa beberapa orang senang bahwa pertempuran dan suara peluru telah berhenti setelah sebulan.
"Kami merasa baik setelah perang selesai," ujarnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tetap Hidup dalam Ketakutan
Namun, orang-orang di Herat kemungkinan besar hidup dalam ketakutan. Banyak yang ragu untuk mengungkapkan kritik terhadap Taliban pada awal kekuasaannya.
Di kunduz, kota pertama yang direbut, Atiqullah (31), mengatakan orang-orang sedang beradaptasi dengaan transisi kekuatan, tetapi tetap takut.
"Orang-orang masih merasa takut, meskipun kami diberitahu oleh Taliban untuk jangan takut," kata Atiqullah.
Ia menambahkan bahwa beberapa perempuan pergi keluar dan disuruh memakai burka. Guru telah diminta kembali ke sekolah, meskipun Taliban mengatakan guru laki-laki harus emndidik anak laki-laki dan guru perempuan harus mengajar anak perempuan.
Â
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement