Liputan6.com, Tokyo - Jepang telah menangguhkan sejumlah vaksin COVID-19 Moderna setelah zat asing ditemukan dalam botol vaksin tersebut.
Seorang apoteker melihat beberapa partikel hitam dalam satu botol vaksin di Prefektur Kanagawa, menurut otoritas setempat, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (1/9/2021).
Baca Juga
Diketahui, sekitar 3.790 orang di Jepang telah menerima suntikan vaksin Moderna, dan pemberian vaksin itu kini telah ditunda.
Advertisement
Temuan zat asing itu terjadi kurang dari sepekan setelah Jepang menangguhkan penggunaan sekitar 1,63 juta dosis vaksin Moderna karena kontaminasi.
Distributor domestik vaksin COVID-19 di Jepang telah mengumpulkan botol yang diduga terkontaminasi.
Laporan media lokal Jepang menyebut sejauh ini tidak ada bukti adanya bahaya kesehatan yang disebabkan oleh vaksin yang berpotensi terkontaminasi.
Takeda Pharmaceutical, yang menjual dan mendistribusikan vaksin Moderna di Jepang, pekan lalu baru saja menangguhkan tiga batch vaksin setelah "bahan asing" ditemukan dalam beberapa dosis vaksin itu.
Penangguhan terhadap vaksin tersebut pun mencapai sekitar 560.000 botol.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perusahaan Farmasi Spanyol Selidiki Temuan Partikel Hitam di Botol Vaksin Moderna
Perusahaan farmasi Spanyol, yaitu Rovi, yang membotolkan vaksin Moderna, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jalur manufaktur di Spanyol dapat menjadi penyebab masalah tersebut.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait temuan partikel hitam di sejumlah botol vaksin Moderna.
Pada Selasa (31/8), Menteri Kesehatan Jepang mengatakan benda asing yang ditemukan di vaksin Moderna di prefektur selatan Okinawa disebabkan oleh jarum yang salah dimasukkan ke dalam botol.
Selain masalah kontaminasi pada vaksin, Jepang juga sedang berjuang melawan lonjakan kasus COVID-19 - saat menjadi tuan rumah Paralimpiade.
Meski vaksinasinya relatif lambat, lebih dari 40% warga Jepang telah divaksinasi lengkap dan sekitar 50% telah menerima satu dosis vaksin COVID-19.
Advertisement