Top 3: Turki Ingin Gandeng Taliban hingga Kasus COVID-19 RI Terbanyak ke-19 Disorot

Isu Turki ingin menggandeng Taliban hingga update COVID-19 dunia dan posisi kasus Indonesia jadi sorotan. Selengkapnya dalam Top 3 kanal Global Liputan6.com edisi Selasa (28/9/2021) berikut ini:

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Sep 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2021, 10:30 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)

Liputan6.com, Jakarta - Isu Taliban di Afghanistan masih menjadi sorotan. Kali ini perihal Turki yang menyatakan diri siap untuk bekerja sama dengan kelompok militan itu dengan sejumlah syarat yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan angkat suara terkait potensi menjalin bisnis bersama pemerintahan Taliban di Afghanistan. Erdogan menyebut rakyat Turki dan Afghanistan memiliki hubungan yang panjang.

Selain itu, dua isu lain yang jadi sorotan terkait update infeksi Virus Corona COVID-19 di dunia. Di mana posisi Indonesia tercatat sebagai negara di posisi ke-19 dengan kasus terbanyak dalam 28 hari terakhir.

Lalu soal Presiden AS Joe Biden yang menerima booster vaksin COVID-19 menggunakan Pfizer.

Selengkapnya dalam Top 3 kanal Global Liputan6.com edisi Selasa (28/9/2021) berikut ini:

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Erdogan Siap Berbisnis dengan Taliban, tapi Ada Syaratnya

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Source: AP Photo/Burhan Ozbilici)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan angkat suara terkait potensi menjalin bisnis bersama pemerintahan Taliban di Afghanistan. Erdogan menyebut rakyat Turki dan Afghanistan memiliki hubungan yang panjang.

Tetapi, Erdogan memberikan syarat yang tegas. Taliban harus diakui dulu oleh dunia internasional bila ingin bekerja sama dengan Turki. 

"Jika mereka akan diterima dan diakui, kita bisa melakukan bisnis, tapi jika tidak, kita tidak akan berbisnis dengan mereka," tegas Presiden Erdogan dalam wawancara dengan CBS News, dikutip Senin (27/9/2021).

Selengkapnya di sini...

2. Indonesia Posisi 19 Terbanyak Kasus COVID-19 dalam 28 Hari

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Virus Corona COVID-19 masih merajalela. Per Senin (27/9/2021), infeksi global virus tersebut di dunia menembus 231.820.802. Dengan angaka kematian 4.748.055 dan dosis vaksinasi yang sudah disebar sebanyak 6.088.773.802.

Amerika Serikat hingga saat ini masih menjadi negara dengan kasus infeksi terbanyak dari virus tersebut.

Mengutip data dari COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Johns Hopkins University (JHU), dalam 28 hari terakhir Indonesia masuk urutan ke 19 sebagai negara dengan pertambahan kasus terbanyak.

Selengkapnya di sini...

3. Joe Biden Terima Vaksin Booster COVID-19 dengan Pfizer

Joe Biden Disuntik Vaksin Corona COVID-19
Presiden AS terpilih, Joe Biden melakukan fist bump setelah menerima dosis pertama vaksin virus corona Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit Christiana di Newark, Delaware, Senin (21/12/2020). Istrinya, Jill Biden, menerima rangkaian vaksin pertamanya pada hari sebelumnya. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menerima vaksin booster untuk melawan COVID-19. Ia termasuk ke dalam kelompok lansia yang boleh mendapat dosis ketiga.

Vaksinasi ini disiarkan secara langsung melalui channel White House di YouTube. Joe Biden disuntik vaksin Pfizer.

"Boleh divaksin (booster) jika sudah melalui enam bulan usai suntikan Pfizer dosis kedua dan jika kamu masuk ke salah satu kategori ini: usia di atas 65 tahun ... orang dewasa dengan kondisi medis penyerta seperti diabetes atau obesitas, orang-orang yang mendapat risiko terkena COVID-19 karena pekerjaan atau tempat tinggal, seperti tenaga kesehatan, pegawai supermarket, dan guru," ujar Presiden Joe Biden sebelum disuntik, dikutip Selasa (28/9/2021).

Presiden Joe Biden yang berusia 78 tahun sudah masuk kategori usia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya