Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 233,6 juta kasus dengan 241 ribu kasus selama 28 hari terakhir. Hal itu berdasarkan data terkini Johns Hopkins University, Jumat (1/10/2021).
Jika melihat grafik kasus mingguan, total kasus mingguan sedang turun. Penurunan belum sampai ke level bulan Februari dan Juni lalu ketika kasus dunia melandai, sebelum kemudian melonjak lagi pada April-Mei dan Agustus.
Advertisement
Total kematian ada 4,7 juta selama pandemi. Grafik kematian juga terpantau tidak melonjak selama gelombang baru melanda dunia. Hal ini merefleksikan vaksin COVID-19 yang berhasil mencegah kematian.
Terkait angka kasus baru, Filipina kini menjadi yang terparah di Asia Tenggara. Totalnya, ada 531 ribu kasus baru dalam 28 hari terakhir. Selanjutnya, ada Malaysia dengan 467 ribu kasus di periode yang sama.
Jumlah dosis vaksin COVID-19 yang disalurkan di seluruh dunia mencapai 6,2 miliar. Meski demikian, PBB mengingatkan bahwa di Afrika jumlah vaksinasi masih sangat rendah, bahkan belum sampai lima persen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sebab Utama Penurunan Kasus COVID-19 di Indonesia
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan faktor utama penurunan kasus COVID-19 di Indonesia bukanlah penerapan prokes 3 M.
Menurutnya, yang menjadi penyebabnya adalah adanya pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat. Hal itu terbaca kala pemerintah mulai melonggarkan kegiatan masyarakat, maka berangsur kasus Covid-19 mulai meningkat.
"Hal ini menunjukkan bahwa upaya kita untuk menjaga protokol kesehatan 3M belum maksimal dan belum dapat menjadi faktor utama penurunan kasus Covid-19. Pembatasan mobilitas dan aktivitas masih menjadi faktor utama," papar Wiku dalam konferensi pers daring pada Kamis (30/9).
Padahal, menurut Wiku pembatasan kegiatan masyarakat tak bisa dilakukan secara terus menerus mengingat dampak negatif yang banyak ditimbulkan. Apalagi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat menelan biaya yang tak sedikit.
Advertisement