Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 10 Oktober, seluruh warga dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia. Tahun ini, World Federation for Mental Health (WFMH) mengusung tema "Kesehatan Mental di Dunia yang Tidak Setara" (Mental Health in an Unequal World) disampaikan langsung oleh Presiden WFMH, Dr. Ingrid Daniels.
Mengutip dari laman news.abplive.com, Minggu (10/10/2021), tema ini bertujuan untuk menyoroti bagaimana ketidaksetaraan karena ras dan etnis, orientasi seksual, identitas gender, dan kurangnya penghormatan terhadap hak asasi manusia yang berdampak pada kesehatan mental masyarakat. Juga, orang yang menderita gangguan kesehatan mental dipandang rendah oleh banyak orang membuat kondisi mereka semakin buruk.
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan Tema 'Perawatan kesehatan mental untuk semua: mari kita wujudkan' (Mental health care for all: let's make it a reality) untuk Hari Kesehatan Mental Sedunia 2021. Tema ini berfokus pada dampak pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental orang-orang di seluruh dunia.
Advertisement
Saat ini, hampir 1 miliar orang di seluruh dunia menderita gangguan mental.
Berdasarkan data dari WHO, sekitar 280 juta orang menderita depresi. Diperkirakan lima persen orang dewasa secara global menderita depresi. Satu dari tujuh orang yang termasuk dalam kelompok usia 10 hingga 19 tahun, mengalami gangguan jiwa.
Bunuh diri menduduki peringkat utama keempat kematian bagi kaum muda berusia 15-29 tahun. Satu dari setiap 100 kematian adalah bunuh diri.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan
Ketimpangan dan Kesehatan Mental
Tema "Kesehatan Mental di Dunia yang Tidak Setara" tahun ini, dipilih oleh WFMH karena meningkatnya polaritas di dunia, terkait kesenjangan si kaya dan si miskin. WFMH melihat adanya ketidaksetaraan akses ke kesehatan mental. Sebanyak 75 hingga 95 persen orang dengan gangguan kesehatan mental di negara berkembang tidak mendapat akses layanan kesehatan mental.
Banyak orang yang tinggal di negara berpenghasilan tinggi juga tidak mencari bantuan medis, bahkan jika mereka memiliki akses. Kesenjangan perawatan kesehatan mental muncul karena kurangnya investasi di sektor ini, kata WFMH.
Stigma sosial dan diskriminasi yang dialami oleh penderita gangguan jiwa sering kali membuat mereka enggan untu mencari bantuan profesioanl. Gagasan dibalik tema dari tahun ke tahun adalah untuk menghapus kesalahpahaman tentang kesehatan mental.
Advertisement
Sejarah Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati untuk pertama kalinya pada tanggal 10 Oktober 1992. Hari ini dimulai sebagai kegiatan tahunan Federasi Kesehatan Mental Dunia (WFMH) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter saat itu sebagaimana diwartakan di laman resmi WFMH.
Pada awalnya, Hari Kesehatan Mental Sedunia tidak memiliki tema khusus. Tujuannya adalah mempromosikan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu relevan secara umum. Selama tiga tahun pertama, sistem satelit lembaga informasi AS dari studio di Tallahassee, Florida, secara global menyiarkan siaran dua jam untuk menandai Hari Kesehatan Mental Sedunia.
Tema pertama diusung pada 1994 atas saran Sekretaris Jenderal saat itu, Eugene Brody. Tema yang pertama kali digunakan adalah 'Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia'. Tak lama setelah kampanye tersebut, 27 negara mengirimkan laporan umpan balik terkait peringatan Hari Kesehatan Mental.
Oleh karenanya, pada 1995, Pan American Health Organization (PAHO) menawarkan bantuan untuk menerjemahkan materi perencanaan ke dalam bahasa Spanyol. Terinspirasi dari inisiatif yang dilakukan oleh PAHO, WFMH kemudian mencetak perangkat perencanaan dalam bahasa Prancis dan Spanyol. Saat ini, selama bertahun-tahun, materi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti Hindi, Rusia, Jepang, China, dan Arab.
Makna Hari Kesehatan Mental Sedunia
Tujuan Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan mental di seluruh dunia dan memobilisasi upaya dalam mendukung kesehatan mental, menurut WHO.
Pada hari ini, orang-orang yang menangani masalah kesehatan mental dapat mendiskusikan pekerjaan mereka dan memberi tahu kepada dunia langkah apa yang harus diambil untuk memastikan kesehatan mental yang baik. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tabu dan mitos yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental.
Hal ini juga bertujuan untuk mendorong dunia untuk berbagi kesusahan mereka tanpa merasa malu dan untuk mendidik orang tentang pentingnya memerhatikan kesehatan mental berimbang dengan kesehatan fisik.
WFMH menekankan bahwa Hari Kesehatan Mental Sedunia bukan hanya acara satu hari. Persiapan dilakukan selama berbulan-bulan sebelumnya dan program ini merupakan program edukasi jangka panjang. Di beberapa negara, program ini berlangsung selama beberapa hari atau seminggu, bahkan sampai sepanjang bulan Oktober.
Penulis: Anastasia Merlinda
Advertisement