​​Friends of the Gamelan Gelar Konser di Chicago Amerika Serikat

​​Friends of the Gamelan menebar pesona musik tradisional Indonesia di Illinois, Chicago.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Okt 2021, 09:02 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2021, 09:02 WIB
Friends of the Gamelan.
Friends of the Gamelan. Dok: Kemlu

Liputan6.com, Chicago - Para bule tampil elegan dengan batik sembari menampilkan musik tradisional Indonesia di Chicago, negara bagian Illinois. Mereka adalah grup Friends of the Gamelan

Grup itu tampil di Epiphany Center for the Arts 201 S. Ashland Ave Chicago, Sabtu (16/10).

Berdasarkan laporan Kemlu, Selasa (19/10/2021), Friends of the Gamelan, atau FROG, dibentuk pada tahun 1980 sebagai organisasi pendidikan nirlaba dengan tujuan membeli gamelan Jawa untuk pedagogi dan pertunjukan untuk melanjutkan pekerjaan yang dimulai di Museum Lapangan.​

​​Friends of the Gamelan adalah salah satu mitra dekat KJRI Chicago. Selama bertahun-tahun, FROG telah berkontribusi besar dalam menyebarkan budaya Indonesia dan membuat masyarakat Chicago jatuh cinta. Wajar saja, karena penyebaran Budaya Indonesia merupakan salah satu misi KJRI, keduanya telah bergandengan tangan selama bertahun-tahun.

Mewakili Konjen, Konsul Penerangan Sosial Budaya Benny. K Rahman kembali menegaskan dukungan KJRI Chicago terhadap FROG. Ia juga menyebutkan apresiasi khusus untuk seniman yang berkolaborasi dan berharap FROG dan Konsulat dapat segera berkolaborasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Alur Konser

Belajar Gamelan di Museum Nasional
Pengunjung berlatih menjadi Nayaga atau penabuh gamelan saat lokakarya "Suara Dari Masa Lalu" di Museum Nasional, Jakarta, Minggu (22/12/2019). Lokakarya ini digelar dari 15 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Konser dimulai dengan Gobet, komposisi gaya istana klasik yang berfokus pada melodi rebab, sindhen, dan instrumen dekoratif gaya lembut lainnya. Bagian pertama atau merong sangat megah dan halus. Bagian Inggah dimulai dengan tempo yang sedikit lebih cepat daripada merong, namun tetap tenang dan kontemplatif.

Gobet diakhiri dengan pathetan, bagian ritme bebas yang dipimpin oleh rebab, di mana instrumen yang menguraikan menonjolkan nada paling penting dalam mode karya, menciptakan rasa penutupan.​

Penampilan hari ini mencakup suite yang lebih besar yang biasanya terdengar pada pertunjukan tanpa iringan atau klenengan. Suite melanjutkan Bedhat, di mana pemain rebab dan vokalis meminjam nada dari sistem tuning pelog untuk mengalunkan nada kesedihan. Bedhat diakhiri dengan ledakan suara yang keras dan cepat, mengarah ke Ada-Ada Girisa. Sebuah lagu yang biasanya dinyanyikan oleh dhalang (dalang) di wayang dan hanya disertai dengan instrumen gender. Srepegan Pinjalan melodi sinkop yang lembut dari instrumen balungan. 

Bagian terakhir dari suite adalah Palaran Gambuh, sebuah lagu yang menampilkan sindhen dengan instrumen elaboratif. Ela-Ela Penganten dapat didengar baik di keraton maupun di desa-desa di Jawa Tengah.

Ini dimulai dengan bagian merong halus yang memiliki frasa lebih pendek di antara pukulan gong. Irama dari instrumen yang dielaborasi menjadi lebih hiruk pikuk, penyanyi menambahkan teriakan vokal untuk mempermanis suara, dan ada beberapa selingan singkat untuk vokalis wanita solo. Jineman adalah komposisi vokal pendek yang menggunakan instrumentasi chamber ensemble

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya