Lawan Militer, Jurnalis AS Dijatuhi Hukuman 11 Tahun Penjara Oleh Pengadilan Myanmar

Pengadilan Myanmar menjatuhi hukuman 11 tahun penjara kepada jurnalis AS.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Nov 2021, 16:54 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2021, 16:54 WIB
Ilustrasi bendera Myanmar (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Myanmar (AFP Photo)

Liputan6.com, Yangon - Pengadilan militer Myanmar menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara kepada jurnalis AS Danny Fenster.

Dikutip BBC, Jumat (12/11/2021), Fenster dinyatakan bersalah karena melanggar undang-undang imigrasi, asosiasi yang melanggar hukum, dan mendorong perbedaan pendapat terhadap militer Myanmar.

Awal pekan ini, ia dijatuhi dua tuduhan tambahan penghasutan dan terorisme, yang membawa hukuman maksimum penjara seumur hidup.

Pengadilannya atas dakwaan baru akan dimulai pada 16 November.

Fenster (37) yang merupakan redaktur pelaksana situs online Frontier Myanmar, ditahan di bandara internasional Yangon pada bulan Mei. Dia adalah satu dari lusinan jurnalis lokal yang ditahan sejak kudeta militer pada Februari.

Menurut Frontier, Fenster sebelumnya bekerja untuk Myanmar Now, sebuah situs berita independen yang kritis terhadap militer sejak kudeta.

"Tuduhan itu semua didasarkan pada tuduhan bahwa dia bekerja untuk media terlarang Myanmar Now. Danny telah mengundurkan diri dari Myanmar Now pada Juli 2020 dan bergabung dengan Frontier pada bulan berikutnya, jadi pada saat penangkapannya pada Mei 2021 dia telah bekerja. dengan Frontier selama lebih dari sembilan bulan," kata situs berita itu.

"Sama sekali tidak ada dasar untuk menghukum Danny atas tuduhan ini."

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penangkapan Jurnalis

FOTO: Protes Kudeta Militer, Warga Myanmar di Thailand Bakar Gambar Jenderal Min Aung Hlaing
Warga Myanmar yang tinggal di Thailand membakar gambar Jenderal Min Aung Hlaing saat protes di depan Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok, Thailand, Kamis (4/2/2021). Jenderal Min Aung Hlaing menjadi tokoh di balik kudeta militer Myanmar pada 1 Februari 2021. (AP Photo/Sakchai Lalit)

AS telah menekan pemerintah militer untuk membebaskannya, tetapi seorang juru bicara militer bersikeras bahwa Fenster perlu ditahan.

Dalam sebuah pernyataan sebelum hukuman, departemen luar negeri AS berkomentar bahwa "Sifat yang sangat tidak adil dari penahanan Danny jelas terlihat di seluruh dunia. Rezim harus mengambil langkah bijaksana untuk membebaskannya sekarang". 

AS belum mengomentari keputusan tersebut.

Phil Robertson, wakil direktur Asia di Human Rights Watch, mengatakan kepada BBC bahwa putusan itu adalah "sebuah parodi keadilan oleh pengadilan kanguru" yang dimaksudkan untuk mengintimidasi semua jurnalis yang tersisa yang bekerja di Myanmar.


Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar:

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya