Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin pernah mendengar istilah teori konspirasi yang sering kali dibahas oleh orang-orang dalam suatu topik misteri. Lantas, apa itu teori konspirasi?
Dilansir Britannica, Selasa (16/11/2021), teori konspirasi merupakan upaya untuk menjelaskan peristiwa berbahaya atau tragis, sebagai akibat dari tindakan sekelompok orang rahasia. Penjelasan seperti itu menolak narasi yang diterima seputar peristiwa-peristiwa yang terjadi, meskipun versi resmi dapat dilihat sebagai bukti lebih lanjut dari konspirasi tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Teori konspirasi meningkat prevalensinya dalam fase kecemasan, ketidakpastian, atau kesulitan yang meluas, seperti selama perang dan depresi ekonomi dan setelah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, dan pandemi. Fakta ini dibuktikan dengan banyaknya teori konspirasi yang muncul setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran konspirasi didorong oleh keinginan manusia yang kuat untuk memahami kekuatan sosial yang relevan, penting, dan mengancam. Standar pembuktian untuk menguatkan teori konspirasi biasanya lemah, namun di dukung oleh beberapa orang yang tidak percaya terhadap sumber resmi.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penyebab Kepercayaan Pada Teori Konspirasi
Paparan media yang mendukung konspirasi dapat meningkatkan kepercayaan orang-orang terhadap teori konspirasi. Salah satu bukti bahwa menonton film Oliver Stone JFK (1991) akan meningkatkan kepercayaan pada konspirasi untuk membunuh Kennedy dan menurunkan kepercayaan pada akun resmi bahwa Lee Harvey Oswald bertindak sendiri.
Hasilnya, orang-orang yang menonton film tersebut, mereka akan kurang tertarik pada partisipasi politik. Mungkin ketidakpercayaan mereka terhadap orang-orang yang berkuasa, sehingga mereka lebih percaya pada konspirasi pemerintah.
Selanjutnya para peneliti telah menyelidiki kepercayaan pada konspirasi AIDS, teori konspirasi yang muncul meyakinkan bahwa AIDS diciptakan oleh pemerintah AS untuk membunuh kaum homoseksual dan orang Afrika-Amerika. Ada juga bukti bahwa kepercayaan ini menyebabkan ketidakpercayaan terhadap lembaga penelitian, dan menjadi penghalang yang signifikan untuk membuat orang Afrika-Amerika berpartisipasi dalam uji klinis AIDS.
Namun, mulai dari tahun 1932 Layanan Kesehatan Masyarakat AS yang bekerja dengan Institut Tuskegee mempelajari efek sifilis pada 399 pria Afrika-Amerika, selama 40 tahun. Para peneliti yang melakukan studi sifilis Tuskegee menahan pengobatan dan membiarkan lebih dari 100 pria meninggal, walaupun penisilin ditemukan sebagai obat standar pada tahun 1947. Dalam hal ini pemerintah juga kadang-kadang berkonspirasi melawan warganya sendiri.
Advertisement
Contoh Teori Konspirasi
Sejarawan Amerika, Richard Hofstadter, mengeksplorasi munculnya teori konspirasi dengan mengajukan pandangan konsensus tentang demokrasi. Pendekatan Hofstadter terkenal karena menempatkan akar konspirasi dalam proses antar kelompok, yang berarti bahwa teorinya dapat menjelaskan pasang surut teori konspirasi dari waktu ke waktu.
Berikut beberapa contoh teori konspirasi yang sangat terkenal di dunia:
• Kasus kematian John F. Kennedy, terdapat kepercayaan bahwa Kennedy sebenarnya tidak tertembak, tetapi diselamatkan oleh makhluk angkasa luar, misalnya.
• Donald Trump, menuduh bahwa Demokrat terkemuka adalah bagian dari komplotan rahasia internasional dari pedofil, kanibal, dan pembunuh anak-anak untuk penyembah Setan.
• Keyakinan bahwa serangan teroris 11 September 2001, adalah "pekerjaan orang dalam" yang dilakukan oleh kepentingan pemerintah dan perusahaan.
Selain itu banyak teori konspirasi yang mengeklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik. Biasanya teori konspirasi yang dihasilkan itu berasal dari rasa ancaman kolektif terhadap kelompok, budaya, gaya hidup, dan sebagainya.
Penulis: Vania Dinda Marella
Infografis Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Advertisement