Hubungan Makin Tegang, Taiwan Ingatkan China bahwa Konflik Militer Bukan Solusi

Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen menandai tahun baru 2022 dengan sebuah pesan untuk China bahwa konflik militer bukanlah jawaban.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2022, 17:00 WIB
Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016
Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016 (AP Photo/Chiang Ying-ying)

Liputan6.com, Taipei - Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen menandai tahun baru 2022 dengan sebuah pesan untuk China bahwa konflik militer bukanlah jawaban.

"Kita harus mengingatkan pihak berwenang di Beijing untuk tidak salah menilai situasi dan untuk mencegah ekspansi 'petualangan militer' secara internal," kata Tsai pada Sabtu, dalam pidato Tahun Baru yang disiarkan langsung di Facebook sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara (1/1/2022).

China mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai bagian dari wilayahnya dan telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik dalam dua tahun terakhir untuk menegaskan klaim kedaulatannya.

Dalam pidato Tahun Baru, Presiden China Xi Jinping sehari sebelumnya mengatakan penyatuan lengkap "tanah air" adalah aspirasi yang dimiliki oleh orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan.

Taiwan mengklaim diri sebagai negara merdeka dan telah berulang kali bersumpah untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

“Militer jelas bukan pilihan untuk menyelesaikan perselisihan lintas selat. Konflik militer akan berdampak pada stabilitas ekonomi,” kata Tsai.

"Kedua pihak bersama-sama memikul tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional," ujar dia, menambahkan.

Bekerja Keras Meredakan Ketegangan

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Presiden China Xi Jinping.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Presiden China Xi Jinping. (dok: situs pemerintah Taiwan dan China)

Tsai menjelaskan bahwa Taiwan akan mempertahankan sikapnya "untuk tidak menyerah saat menghadapi tekanan dan tidak terburu-buru maju saat menerima dukungan".

Untuk meredakan ketegangan di kawasan itu, baik Taipei maupun Beijing harus "bekerja keras untuk menjaga mata pencaharian masyarakat dan menenangkan hati rakyat" guna menemukan solusi damai untuk masalah bersama, kata Tsai.

Tsai juga mengatakan Taiwan akan terus memantau situasi di Hong Kong, menyinggung bahwa campur tangan staf senior dalam pemilihan legislatif baru-baru ini di media prodemokrasi Stand News "membuat orang semakin khawatir tentang hak asasi manusia dan kebebasan berbicara di Hong Kong."

Tata kelola yang stabil adalah tujuan terpenting Taiwan pada 2022, kata Tsai.

"Kami akan memegang teguh kedaulatan kami, menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan demokrasi, mempertahankan kedaulatan teritorial dan keamanan nasional, serta menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya