Liputan6.com, Yangon - Menteri luar negeri Kamboja akhir bulan ini akan melakukan perjalanan pertamanya ke Myanmar dalam kapasitasnya sebagai utusan khusus Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), kata kantornya Kamis (4/3).
ASEAN berusaha untuk berkontribusi pada proses perdamaian di Myanmar, yang telah dilanda kerusuhan sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Kunjungan Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn dijadwalkan pada 20-23 Maret, menurut juru bicara kementerian, tetapi rincian pertemuan belum diselesaikan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (4/2/2022).
ASEAN berusaha menerapkan konsensus lima poin tentang Myanmar yang dicapai tahun lalu dengan menekankan dialog, bantuan kemanusiaan, dan diakhirinya kekerasan.
Namun dewan militer yang berkuasa di Myanmar, yang juga merupakan anggota ASEAN, telah menunda pelaksanaan rencana tersebut.
Bahkan ketika negara tersebut telah tergelincir ke dalam situasi yang oleh beberapa pakar PBB digambarkan sebagai perang saudara.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Myanmar Sulit Bekerja Sama
Satu hal yang mencuat adalah penolakan militer untuk mengizinkan utusan ASEAN bertemu dengan Aung San Suu Kyi, yang telah ditahan sejak pengambilalihan tahun lalu.
Kurangnya kerja sama Myanmar membuat ASEAN tahun lalu melarang pemimpinnya, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menghadiri pertemuan puncak tahunannya.
Ini merupakan sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi badan tersebut.
Advertisement