Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih secara tegas menolak wacana pembunuhan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Wacana itu beredar di dunia politik Amerika Serikat (AS) karena ucapan seorang senator di Twitter.Â
Senator Lindsey Graham dari Partai Republik berharap ada seorang "Brutus" di Rusia. Sosok Brutus adalah salah satu pemimpin konspirator pembunuhan Julius Caesar.Â
Advertisement
Baca Juga
"Apakah ada seorang Brutus di Rusia? Apakah ada Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses di milier Rusia?" ujar Senator Graham, dikutip Minggu (6/3/2022).
Kolonel yang dimaksud adalah Claus von Stauffenberg yang mencoba membunuh Adolf Hitler di Perang Dunia II, namun gagal.
Lindsey Graham tak menyebut nama Vladimir Putin. Ia berkata satu-satunya untuk mengakhiri konflik yang terjadi adalah ketika orang Rusia "menyingkirkan orang ini."Â
Selanjutnya, Senator Graham berkata bahwa perlu perubahan rezim di Rusia dan menyebut Putin sebagai seorang penjahat perang di tengah invasi terhadap Ukraina.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penolakan Gedung Putih
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki berkata ucapan Senator Graham tidak sesuai dengan pendirian pemerintah saat ini.Â
"Itu bukan posisi pemerintahan kita," ujarnya dalam konferensi pers.Â
Psaki juga berkata hal seperti itu tidak akan dibahas di anggota pemerintahan Joe Biden.Â
"Tentunya itu bukan sebuah pernyataan yang akan kamu dengan dari mulut siapapun yang bekerja di administrasi," ucapnya.Â
Selain itu, Psaki berkata sanksi ekonomi berfungsi melawan Rusia. AS juga akan berusaha mengurangi ketergantungan energi dari Rusia, namun ia menyebut Presiden Joe Biden akan berhati-hati agar tidak berdampak ke naiknya harga.
Advertisement