Liputan6.com, Moskow - Pemimpin media pemerintah Rusia ternyata ogah mendukung negaranya. Ia pun memilih mundur karena tak setuju terhadap invasi Ukraina.
Pilihan itu diambil oleh Maria Baronova, mantan pemimpin redaksi (pemred) dari Russia Today. Media tersebut adalah salah satu andalan pemerintah Rusia.
Advertisement
Baca Juga
Russia Today (RT) telah dicekal di negara-negara Eropa karena menyebarkan propaganda.
Menurut laporan situs pers Mediaite, Jumat (4/3/2022), Maria Baronova merasa invasi ini mengkhianati perjuangan Rusia pada zaman dulu. Pada 26 Februari lalu, ia juga berkata pemerintahan Vladimir Putin bersifat totalitarian.
Sikap Maria Baronova bertentangan dengan sikap jurnalis wanita lain, yakni Margarita Simonyan, pemred RT versi Bahasa Inggris. Margarita berkata warga yang menolak keputusan Putin berarti bukan orang Rusia.
Pendapat Margarita dikritik oleh netizen Twitter, termasuk dari miliarder muda Vitalik Buterin, pembuat mata uang kripto Ethereum.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bank Dunia Ikut Prihatin dengan Invasi
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan perang Rusia Ukraina bakal menjadi bencana bagi dunia yang bisa memangkas pertumbuhan ekonomi global. Dia menyatakan keprihatinan terbesar jika invasi Rusia ke Ukraina adalah tentang hilangnya nyawa manusia yang sedang terjadi. Ribuan warga sipil dan tentara diperkirakan tewas akibat pertempuran tersebut.
"Perang di Ukraina datang pada saat yang buruk bagi dunia karena inflasi sudah meningkat," kata David Malpass melansir BBC, Jumat (4/3).
Malpass mengatakan dampak ekonomi dari perang membentang di luar perbatasan Ukraina, dan kenaikan harga energi global khususnya paling memukul orang miskin, seperti halnya inflasi.
Harga pangan ikut melonjak imbas perang, dan merupakan pertimbangan dan masalah yang sangat nyata bagi orang-orang di negara-negara miskin.
Malpass menunjukkan bahwa baik Rusia dan Ukraina adalah produsen makanan besar. Ukraina adalah produsen minyak bunga matahari terbesar di dunia, dengan Rusia nomor dua, menurut S&P Global Platts. Di antara mereka, mereka menyumbang 60 persen dari produksi global.
Advertisement