Liputan6.com, Kiev - Pihak berwenang Ukraina mengatakan pada Selasa (7 Maret) seorang gadis berusia enam tahun telah meninggal sendirian karena dehidrasi di reruntuhan rumahnya di kota tenggara Mariupol, setelah penembakan oleh pasukan Rusia menghancurkan gedung dan membunuh ibunya.Â
Dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (9/3/2022), kematian anak itu tidak dapat segera dikonfirmasi secara independen oleh Reuters. Pejabat Rusia belum memberikan komentar pada hari libur umum.
Baca Juga
Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" yang dirancang untuk menghancurkan kemampuan militer tetangganya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya. Pihaknya membantah menargetkan warga sipil.
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Rusia
Pengeboman berat Rusia selama seminggu terakhir telah memutus pasokan air, panas dan listrik di kota pelabuhan berpenduduk sekitar 400.000 orang dan mencegah layanan darurat mencapai banyak tempat yang telah diserang, kata dewan kota.
"Kami tidak dapat mengatakan berapa lama warga Mariupol kami yang kecil dan kuat telah berjuang untuk hidupnya. Kami tidak dapat membayangkan berapa banyak penderitaan yang harus ditanggung oleh seorang anak yang tidak bersalah," kata Walikota Vadym Boichenko dalam sebuah postingan online.
"Pada menit-menit terakhir hidupnya dia sendirian, kelelahan, ketakutan, sangat haus. Ini hanyalah salah satu dari banyak cerita dari Mariupol, yang telah diblokade selama delapan hari."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan tidak dapat diterima bahwa seorang anak bisa mati dengan cara seperti itu di abad ke-21.
"Pada 2022, karena dehidrasi," katanya dalam pidato video, menyamakan krisis kemanusiaan di beberapa kota Ukraina dengan yang diciptakan oleh invasi Nazi selama Perang Dunia Kedua.
Pada Selasa pagi, kantor hak asasi manusia PBB telah mencatat setidaknya 406 warga sipil tewas di Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, tetapi dikatakan angka sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.
Advertisement