Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev Yakin Sanksi Barat Tidak Pengaruhi Kremlin

Beberapa sanksi secara khusus menargetkan taipan Rusia yang diyakini dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mar 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2022, 21:00 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan PM Rusia Dmitry Medvedev.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan PM Rusia Dmitry Medvedev. Dok: AP

Liputan6.com, Moskow - Mantan presiden dan wakil kepala dewan keamanan Rusia, Dmitry Medvedev pada Jumat (25/3) mengatakan bahwa "bodoh" jika percaya bahwa sanksi-sanksi Barat yang dijatuhkan terhadap bisnis Rusia dapat berdampak pada pemerintah Moskow.

Sanksi-sanksi tersebut, katanya, hanya akan mengkonsolidasikan warga Rusia dan tidak menyebabkan ketidakpuasan populer dengan pihak berwenang, Medvedev mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA dalam sebuah wawancara.

Negara-negara Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia atas aksi invasinya ke Ukraina. Namun satu bulan setelah perang berjalan, Kremlin mengatakan akan melanjutkan serangan sampai mencapai tujuannya yaitu "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina.

Beberapa sanksi secara khusus menargetkan taipan Rusia yang diyakini dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

"Mari kita bertanya pada diri sendiri: dapatkah salah satu dari pengusaha besar ini memiliki pengaruh kuantum terkecil dari posisi kepemimpinan negara?" kata Medvedev.

"Saya secara terbuka memberi tahu Anda: tidak, tidak mungkin."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hasil Jajak Pendapat: Banyak Warga Rusia Dukung Kremlin

Ekspresi Vladimir Putin saat Perayaan 8 Tahun Rusia Merebut Krimea
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba untuk menyampaikan pidatonya di konser perayaan delapan tahun referendum tentang status negara bagian Krimea dan Sevastopol serta penyatuannya kembali dengan Rusia, di Moskow, Rusia (18/3/2022). (Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Medvedev mengatakan jajak pendapat menunjukkan bahwa tiga perempat dari warga Rusia mendukung keputusan Kremlin untuk melakukan operasi militer di Ukraina dan bahkan angka yang lebih besar malah mendukung Presiden Vladimir Putin.

Dia mengecam orang-orang Rusia yang menentang invasi saat tinggal di luar Rusia: "Anda bisa tidak puas dengan beberapa keputusan pihak berwenang, mengkritik pihak berwenang, ini normal," katanya.

"Namun Anda tidak dapat mengambil sikap melawan negara dalam situasi yang sulit, karena ini adalah pengkhianatan."

Ribuan orang awal bulan ini ditahan dalam protes terhadap invasi Putin ke Ukraina yang terjadi di seluruh Rusia, menurut kelompok pemantau protes independen.


Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya