Liputan6.com, Fukuoka - Manusia tertua di dunia meninggal dunia pada usia 119 tahun di Fukuoka, Jepang. Ia adalah seorang wanita bernama Kane Tanaka yang lahir pada 2 Januari 1903, demikian laporan Kyodo, Senin (25/4/2022).
Kane Tanaka lahir di tahun yang sama ketika Wright Bersaudara membuat pesawat terbang. Selain itu, ia lahir sebelum Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Usianya sudah 40-an ketika bom atom jatuh di Hiroshima-Nagasaki.
Advertisement
Baca Juga
Ia menyaksikan kehidupan di Jepang selama lima zaman kekaisaran: Meiji, Taisho, Showa, Heisei, dan Reiwa.
Usianya yang panjang telah diakui oleh Guiness World Records sebagai manusia tertua pada 2019, saat itu usianya 116 tahun. Ia juga orang tertua yang pernah tercatat di Jepang ketika usianya menginjak 117 tahun dan 216 hari pada September 2020.
Sebelumnya, manusia tertua di Jepang adalah seorang wanita bernama Nabi Tajima yang lahir pada 4 Agustus 1900 dan tutup usia pada 21 April 2018.
Kehidupan dan Rahasia Panjang Umur
Tanaka merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ia menikah ketika masih 19 tahun. Ketika suami dan anak tertuanya ikut Perang Sino-Jepang Kedua pada 1937, Tanaka mencari nafkah dengan membuka toko mie.
Usai perang, pasutri itu membuka toko beras.
Tanaka bilang rahasianya panjang umur adalah makan-makanan enak dan belajar. Makanan favoritnya termasuk soda dan coklat. Saat tinggal di nursing home di Fukuoka, Tanaka hobi main permainan papan Reversi.
Kini, manusia tertua di dunia adalah Lucile Randon dari Prancis. Usianya 118 tahun. Sementara, manusia tertua di Jepang adalah Fusa Tatsumi yang berusia 115 tahun. Ia berasal dari Osaka.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Ingin Ikut Olimpiade Tokyo 2020
Usia Tanaka yang panjang juga membuatnya menyaksikan dampak dari pandemi COVID-19. Sebelumnya, Tanaka berencana dihadirkan di Olimpiade Tokyo 2020. Rencana itu batal karena pandemi.
Kane Tanaka yang dinobatkan sebagai manusia tertua oleh Guinness World Record sejatinya ikut ambil bagian dalam pawai obor Olimpiade yang berlangsung di Fukuoka, 11 Mei mendatang. Namun pihak keluarga meminta agar namanya dicoret dari daftar peserta mengingat pandemi yang belum berakhir.
"Kami menerima email dari keluarganya yang mengatakan dia ingin mundur dari pawai karena dia dan keluarganya khawatir tentang penyebaran virus di panti jompo," kata pejabat panti jompo tersebut.
Olimpiade Tokyo 2020 seharusnya berlangsung tahun lalu. Namun ajang multievent empat tahunan ini terpaksa diundur setahun menyusul pandemi virus Corona COVID-19 yang menghamtam dunia.
Olimpiade Tokyo kemudian dijadwalkan bergulir pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Sementara pawai obor telah berjalan sejak bulan Maret 2021. Dan seperti dilansir dari Channel News Asia, setidaknya enam panitia yang terlibat dalam acara ini telah dinyatakan terjangkit virus Corona COVID-19.
Advertisement
Jepang Temukan Obat Pembersih COVID-19
Obat COVID yang dapat membersihkan Virus Corona dari tubuh pasien COVID-19 dengan cepat dilaporkan telah ditemukan di Jepang. Perusahaan pengobatan eksperimental Shionogi & Co menyebutnya dengan pil S-217622.
Kabar baik mengenai pil S-217622 disampaikan Shionogi & Co pada Minggu, 24 April 2022, waktu setempat.
"Pil S-217622 menunjukkan proses pembersihan yang cepat dari virus SARS-CoV-2 yang menular," kata Shionogi dalam sebuah pernyataan mengutip hasil Fase 2b dari uji klinis Fase II/III obat tersebut.
Dikutip dari situs Channel News Asia pada Senin, 25 April 2022, perusahaan memiliki aspirasi global untuk pil antivirus --- yang sekarang sedang dievaluasi oleh regulator Jepang.
Temuan yang dirilis pada hari Minggu juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam skor total 12 gejala COVID-19 antara kelompok pengobatan.
Meski, kata Shionogi, obat tersebut menunjukkan peningkatan dalam skor gabungan dari lima gejala 'pernapasan dan demam'.
Sebelumnya, produsen obat COVID-19 tersebut pada bulan Maret mengatakan akan meluncurkan uji coba Fase III global di seluruh dunia untuk pil S-217622 dengan dukungan pemerintah Amerika Serikat.
Kepala Eksekutif Isao Teshirogi mengatakan bahwa produksi pil COVID-19 tersebut dapat mecapai 10 juta dosis per tahun.
Saham Shionogi pun bak rollercoaster pada spekulasi tentang keberhasilan perawatan. Saham lalu naik pada Jumat, 22 April 2022, setelah laporan pemerintah AS sedang dalam pembicaraan untuk memeroleh pasokan obat.
Padahal pada 13 April 2022 stok turun sebanyak 16 persen karena laporan bahwa obat COVID-19 tersebut dapat menimbulkan risiko bagi kehamilan, berdasarkan data praklinis.
Aktivitas Fisik untuk Panjang Umur
Sebelumnya dilaporkan, salah satu cara panjang umur yang sering didengungkan banyak ahli beberapa tahun terakhir yakni dengan mengurangi makan daging dan memperbanyak makan sayur-sayuran serta buah-buahan.
Namun, ada satu aktivitas yang dipercaya bisa bikin panjang umur ketimbang mengubah pola makan.
Seorang profesor di Departemen Kinesiologi di University of Virginia, Siddhartha Angadi, Ph.D dan rekannya yang seorang profesor fisiologi olahraga Arizona State University, Glenn Gaesser, Ph.D., meninjau 200 penelitian sebelumnya dan menganalisis dengan menyimpulkan bahwa pendekatan yang berpusat pada berat badan untuk pengobatan dan pencegahan obesitas sebagian besar tidak efektif supaya panjang umur.
Kedua dokter tersebut menegaskan bahwa aktivitas fisik dan kebugaran kardiorespirasi telah terbukti lebih efektif daripada penurunan berat badan yang disengaja dalam mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular atau penyebab apa pun.
"Ketika seseorang menjadi lebih aktif secara fisik, berat badan orang tersebut mungkin berkurang tetapi seringkali tidak berubah, dan kadang-kadang bahkan dapat meningkat. Ini dapat membuat frustasi jika tujuannya adalah penurunan berat badan. Jika Anda mengubah fokus pada aktivitas fisik sebagai cara untuk menjadi sehat, ini dapat menghilangkan rasa frustrasi itu,” kata Gaesser dikutip dari Eat This pada Senin, 1 November 2021.
Angadi, juga pernah berkomentar di stasiun radio publik Virginia, WVTF, bahwa kekuatan aktivitas fisik untuk menangkal penyakit itulah yang membuat olahraga lebih bermakna ketimbang diet supaya panjang umur.
Advertisement