6 Etika Makan Sejumlah Negara, Salah Satunya Tak Boleh Tancapkan Sumpit di Nasi

Berikut 6 aturan makan di sejumlah negara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Mei 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2022, 21:00 WIB
Ternyata Ada Perbedaan pada Sumpit Jepang, Tiongkok dan Korea
ilustrasi sumpit

Liputan6.com, Bangkok - Selain menggunakan sendok dan garpu, Indonesia juga memiliki cara lain dalam urusan mengonsumsi makanan. Yaitu menggunakan tangan kosong.

Bagi masyarakat dunia mungkin terkesan aneh, namun cara makan ini sudah jadi tradisi. Tak hanya Indoneisa, beberapa negara di dunia juga punya aturan dalam urusan makan.

Bahkan, aturan makan di sejumlah negara ini ada yang dikaitkan dengan masalah keberuntungan.

Seperti dikutip dari laman CNN, Minggu (8/5/2022) berikut 6 aturan makan di sejumlah negara:

1. Jangan Gunakan Garpu di Thailand

Selama ini orang Indonesia bisa makan menggunakan sendok dan garpu. Namun di Thailand, garpu hanya digunakan sebagai pengatur makanan di piring.

Apabila Anda ingin memasukan makanan ke dalam mulut bisa gunakan sendok atau sumpit. Sebab, garpu bukan alat utama.

2. Jangan Tancapkan Sumpit di Piring Berisi Nasi

Di Jepang masyarakatnya menggunakan sumpit sebagai alat makan. Namun, bukan asal makan. Mereka juga memiliki aturan yang sudah lama dianggap sebagai sebuah tradisi.

Pantangannya adalah menancapkan sumpit di mangkuk nasi saat sedang makan. Masalahnya, sumpit yang ditancapkan di mangkuk dengan berisi nasi biasanya ada di pemakaman.

Sehingga cara semacam ini tidak diperbolehkan dilakukan saat sedang makan. Lebih baik letakkan sumpit di meja atau atas mangkok tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

3. Makan Menggunakan Tangan Kanan di Timur Tengah, India dan Beberapa Negara Afrika

Ilustrasi Makan
Ilustrasi Makan

Tradisi makan dengan menggunakan tangan kanan (tanpa alat bantu) di Indonesia juga ada di sejumlah negara. Negara tersebut meliputi sejumlah kawasan di Timur Tengah, India dan negara Asia lainnya.

Di India Selatan, Anda sama sekali tak boleh menyentuh makanan dengan tangan kiri. Bahkan Anda tak boleh menyentuh piring yang berisi makanan dengan tangan kiri.

4. Jangan Makan Roti Sebagai Appetizer di Prancis

Apabila Anda ke Eropa, tepatnya Prancis maka ada sebuah aturan yang perlu Anda ketahui. Saat makan di Prancis, jangan sekali-kali memakan roti sebagai makanan pembuka.

Roti yang tersedia di sana, bisa disantap dengan menggunakan menu utama. Jika tidak ingin memakannya, Anda bisa menaruhnya begitu saja di meja.

5. Jangan Membalik Ikan di China

Lazimnya, saat kita makan ikan maka akan ada dua bagian (sisi) yang dagingnya bisa dikonsumsi. Namun jangan melakukan hal itu saat sedang makan di China dan Hong Kong.

Sebab, membalik ikan diyakini membawa nasib buruk, Hal ini disebut sebagai Dao Yue. Oleh karenanya ada kebiasaan filled daging ikan sehingga tak perlu dibalik.

6. Hindari Makan Tanpa Menggunakan Alat Bantu di Chili

Cara makan di Chili mungkin terdengar lebih formal dibandingkan negara-negara sebelumnya.

Saat traveling ke sini, pastikan Anda selalu makan dengan menggunakan alat bantu seperti garpu dan pisau.

Tidak ada makanan yang boleh disentuh langsung dengan tangan, meski itu adalah kentang goreng bahkan kacang goreng.

5 Bahan Makanan yang Terancam Punah Akibat Efek Perubahan Iklim

Ilustrasi Makanan Vegetarian
Ilustrasi Makanan Vegetarian

Kepunahan tidak hanya terjadi pada hewan. Namun, juga dapat terjadi pada sejumlah makanan yang hingga detik ini masih kita konsumsi.

Bahan makanan yang diperoleh dari alam bisa punah akibat perubahan iklim yang cukup signifikan. Bukan hanya penurunan secara kuantitas, tetapi juga secara kualitas.

Makanan yang Anda konsumsi tak lagi bergizi atau punya manfaat lain bagi tubuh. Lalu, apa saja makanan tersebut?

Seperti dikutip dari laman Brighside.me, berikut 5 makanan yang terancam punah apabila perubahan iklim terjadi:

1. Cokelat

Salah satu bahan makanan yang akan punah apabila terjadi perubahan iklim adalah pohon kakao. Pohon kakao akan menghasilkan buah yang bisa diolah menjadi cokelat.

Cokelat sangat berguna untuk diolah menjadi banyak makanan. Namun, situasi ini akan tidak bisa terjadi lagi apabila perubahan iklim terjadi.

Meskipun pohon kakao tidak terpengaruh oleh suhu tinggi, mereka membutuhkan curah hujan yang tinggi dan kelembaban yang tinggi.

Kondisi ini dapat berdampak negatif pada produksi kakao dan menghasilkan lebih sedikit dibanding suhu normal.

2. Teh

Ilustrasi Teh Peppermint
Ilustrasi Teh Peppermint

Siapa yang tidak suka bersantai dengan secangkir teh?

Tampaknya kita harus mencari metode lain untuk bersantai dalam waktu dekat apabila perubahan iklim terjadi.

Ahli mengkonfirmasi bahwa sektor teh akan sangat terkena dampak perubahan iklim jika tidak ada tindakan pencegahan yang diambil.

Misalnya, peningkatan kerentanan terhadap serangga atau kualitas daun yang lebih rendah hanyalah beberapa masalah di dalam industri ini.

3. Madu

Lebah terancam punah jika perubahan iklim terjadi. Jika lebah hilang, maka madu yang kerap mereka hasilkan tak ajan dapat kita rasakan lagi.

Studi ini menemukan bahwa peningkatan kadar CO2 mengurangi protein dalam serbuk sari, sumber makanan utama bagi lebah.

Dalam kasus terburuk, masalah ini dapat menyebabkan mereka sekarat karena mereka akan gagal mendapatkan nutrisi yang cukup.

4. Beras

Tanaman padi juga di bawah ancaman penurunan sebesar 20-40 persen. Tapi ada masalah krusial lain yang bisa dihadapi.

Menurut artikel ini, beras dapat menjadi kurang bergizi karena meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer.

Ini berarti orang yang mengandalkan beras sebagai makanan utama mereka harus mencari cara untuk menghindari masalah yang mengancam kesehatan.

5. Kopi

Perusahaan kopi global terkemuka seperti Starbucks dan Lavazza mengakui risiko parah yang disebabkan oleh pemanasan global.

Sekitar 50 persen dari area global yang cocok untuk produksi kopi berada dalam bahaya pada tahun 2050. Orang-orang harus menghadapi masalah seperti kenaikan harga, dampak negatif pada rasa dan aroma, dan kekurangan pasokan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya