Liputan6.com, Tokyo - Setelah tertutup bagi turis selama dua tahun, Jepang membuka perbatasannya untuk pengunjung dari 98 negara dan wilayah. Ini menandai momen paling signifikan sejauh ini dalam pelonggaran pembatasan masuk Covid-19 di negara itu.
Tetapi beberapa batasan akan tetap ada, termasuk persyaratan untuk mengunjungi negara itu sebagai bagian dari grup wisata.
Baca Juga
Dilansir BBC, Sabtu (28/5/2022), Jepang menerapkan beberapa rezim pengendalian virus terberat di dunia, dan melarang pengunjung asing dari Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda.
Advertisement
Pembatasan perjalanan telah dilonggarkan untuk penduduk asing dan pelancong bisnis, dan pemerintah baru-baru ini menaikkan batas kedatangan asing harian menjadi 20.000 mulai 1 Juni.
Sejak pertengahan Maret, siswa internasional juga telah diizinkan masuk.
Mulai 10 Juni, grup wisata akan diizinkan memasuki negara tersebut. Namun hampir 100 negara dan wilayah, termasuk Inggris, akan dibagi menjadi tiga kategori risiko - merah, kuning dan biru - yang akan menentukan apakah pengunjung dapat melewati tindakan karantina atau tidak, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Pariwisata Paling Terdampak
Jepang sebagian besar tetap ditutup sejak 2020 karena pandemi Covid-19, sebuah langkah yang telah memukul industri pariwisata dengan keras.
Sebagai bagian utama dari ekonomi Jepang, kedatangan turis turun lebih dari 90% pada tahun 2020 - hampir menghapus pariwisata yang masuk.Agen perjalanan telah menanggapi dengan hangat berita tersebut.
"Kami terus melihat banyak minat untuk mengunjungi Jepang meskipun telah dilarang selama hampir dua tahun. Saya yakin akan ada lonjakan pemesanan segera setelah perbatasan dibuka sepenuhnya."Â kata Zina Bencheikh, direktur pelaksana Intrepid Travel.
Operator tur lainnya mencatat biaya penutupan Jepang. "Pemerintah Jepang sangat berhati-hati," kata James Greenfield, direktur pelaksana Japan Journeys.
"Mereka ingin turis pertama masuk dalam tur berpemandu dan kami siap melakukan ini dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membuat pelanggan kami senang dan mendapatkan kembali pendapatan setelah lebih dari 2 tahun tanpa apa pun," katanya.
Advertisement
Temuan Varian Omicron XE di Jepang
Kementerian Kesehatan Jepang mengumumkan telah mendeteksi kasus pertama Covid-19Â Omicron XEÂ di negaranya. Temuan ini berasal dari pemeriksaan rutin yang dilakukan di bandara.
Mengutip informasi dari The Japan Times, Selasa (12/4/2022), Omicron varian XE ini terdeteksi pada seorang wanita berusia 30 tahunan yang tiba Bandara Narita, Jepang dari Amerika Serikat pada 26 Maret 2022.
Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, wanita tersebut tidak menunjukkan gejala apa pun. Ia diketahui telah menerima dua kali vaksin Pfizer dan baru diketahui positif setelah tiba di Jepang.
Strain Varian XE terdeteksi setelah dilakukan tes sekuensing genetik wanita tersebut oleh otoritas setempat. Saat ini, ia dilaporkan tengah dirawat di fasilitas kesehatan hingga masa karantinanya berakhir.
Untuk diketahui, berdasarkan informasi dari WHO, Omicron XE merupakan rekombinan dari dua varian Omicron yang sudah ada, yakni varian BA.1 dan BA.2.
Ditemukan pada Penumpang Pesawat
Jepang mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 varian Omicron XE. Kasus itu diidentifikasi pada tubuh penumpang wanita yang tiba di Bandara Narita, dekat Tokyo, menurut Kementerian Kesehatan Jepang, Senin, 11 April 2022.
Penumpang pesawat berusia 30an itu diketahui berasal dari Amerika Serikat. Ia tidak menunjukkan gejala saat hasil tesnya dinyatakan positif Covid-19.
Dikutip dari laman Japan Today, perempuan itu tiba di Jepang pada 26 Maret 2022, kata Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan. Namun, otoritas lokal menolak menyebutkan kewarganegaraan penumpang itu.
Dia diketahui sudah divaksinasi dua dosis dengan vaksin dari Pfizer. Ia dinyatakan positif Covid-19 saat diuji di bandara.
Ia terjangkit strain XE setelah melewati uji sequensing menggunakan sampel yang didapat dari perempuan itu. Pengujian dilakukan di Institut Penyakit Menular Nasional.
Ia lalu dirawat di fasilitas khusus untuk orang yang terinfeksi Covid-19. Perempuan itu kini sudah bebas dari masa isolasi dan keluar dari fasilitas tersebut.
Advertisement