Korea Selatan Tertarik Jajaki Peluang Kerja Sama Relokasi Ibu Kota Jakarta ke Kalimantan Timur

Korea Selatan menyatakan tertarik dengan upaya pemindahan ibu kota DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Sebab negara tersebut sebelumnya sudah pernah memindahkan ibu kotanya ke Sejong.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Jun 2022, 16:56 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2022, 16:56 WIB
Sesi diskusi di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dengan Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Sesi diskusi di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dengan Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan menyatakan tertarik dengan upaya pemindahan ibu kota DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Sebab negara tersebut sebelumnya sudah pernah memindahkan ibu kotanya ke Sejong.

"Korea sangat ingin menjajaki peluang kerja sama, dan berbagi pengalaman kami dengan Indonesia," ujar Yoosil Hwang, Direktur ASEAN and Southeast Asian Affairs Bureu Southeast Asia Division 1 Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam sesi ramah tamah kepada jurnalis dalam program 'Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea' kerja sama Korea Foundation dan Forum Policy Community Indonesia (FPCI) awal Juni 2022 lalu.

"Seperti yang mungkin Anda ketahui, Korea Selatan memindahkan ibu kota administratif ke Kota Sejong pada tahun 2012. Keputusan Korea didasarkan pada alasan untuk mengurangi kepadatan penduduk di ibu kota dan untuk mendapatkan keseimbangan pertumbuhan," jelas Hwang.

Karena Indonesia saat ini sedang bersiap untuk memindahkan ibu kotanya dari Jakarta ke Kalimantan Timur, sambung Hwang, Korea ingin berbagi pengalaman karena telah merasakan sendiri proses tersebut.

Pemindahan ibu kota Korsel dari Seoul ke Sejong diketahui memakan waktu tak sebentar. Calon Presiden Roh Moo-hyun yang kala itu mengemukakan ide awal pembangunan dan pemindahan Ibu Kota dari Seoul ke Sejong pada tahun 2002, di tengah Pemilu Presiden ke-16.

Saat itu dia menyebut alasannya untuk memperluas pemerataan pembangunan di Korsel serta mengurai kepadatan penduduk. Selain itu Seoul juga dinilai terlalu dekat dengan Korea Utara yang berjarak sekitar 40 km dari perbatasan, sehingga terancam sangat mudah diserang.

Presiden Roh Moo-hyun kemudian secara serius mewujudkan idenya tersebut selama memimpin Korsel sejak 25 Februari 2003 sampai 24 Februari 2008.

Perjalanan mewujudkan perpindahan ibu kota Seoul ke Sejong juga tak berjalan mulus, selain menghadapi penolakan, Presiden Roh Moo-hyun juga harus menghadapi berbagai masalah politik di dalam negeri.

Ia wafat di usia 62 tahun, dikabarkan terjun dari jurang pegunungan di belakang rumahnya di Desa Bongha. Menurut pengacaranya, Presiden Roh Moo-hyun meninggalkan catatan yang mengatakan bahwa hidupnya 'sulit' dan meminta maaf telah 'membuat banyak orang menderita'.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hubungan Indonesia - Korea Selatan Sejak 1973

Sesi diskusi di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dengan Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Sesi diskusi di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dengan Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya pada akhir 2019 lalu sempat mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Hotel Westin, di sela-sela pelaksanaan ASEAN-Republic of Korea Summit, Senin (25/11/2019). Kala itu Moon Jae-in menawarkan kerja sama dalam pemindahan ibu kota negara.

"Saya mengerti pemindahan ibu kota merupakan tugas dan fokus pemerintahan di periode kedua ini," kata Moon Jae-in.

Jokowi pun menanggapi positif tawaran kerja sama teknis pembangunan ibu kota baru Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, ibu kota baru Indonesia memiliki konsep smart city.

"Saya harapkan kerja sama tersebut dapat mengembangkan ibu kota Indonesia baru yang smart, green, safe, inclusive, dan resilient," jelas Jokowi.

Jokowi berharap, investasi Korea Selatan di Indonesia akan terus meningkat. Dia menyambut baik peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara terutama menghadapi situasi ekonomi dunia saat ini.

"Di tengah situasi sulit seperti ini, upaya memperkuat kerja sama di antara kita menjadi lebih penting artinya," ucapnya.

Lebih lanjut, Jokowi menyambut selesainya perundingan Indonesia-Korea Selatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). Dia berharap dokumen ini dapat diteken pada awal 2022 sebab IK-CEPA adalah simbol komitmen kedua negara bagi keterbukaan ekonomi.

"Kerja sama kedua negara pasti akan meningkat," sambung Presiden Moon.

Korea dan Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1973. Sejak saat itu, hubungan kedua negara terus berkembang.

"Kami menjalin strategic partnership (kemitraan strategis) pada tahun 2006 dan meningkatkan status menjadi (special strategic partnership) kemitraan strategis khusus pada tahun 2017," ungkap Yoosil Hwang, Direktur ASEAN and Southeast Asian Affairs Bureu Southeast Asia Division 1 Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.

Hwang mengatakan hubungan Korea dan Indonesia memiliki status khusus. "Indonesia satu-satunya negara di asia yang berada dalam kemitraan strategis khusus dengan Korea."

"Berdasarkan kemitraan ini, kedua negara kita memiliki kerja sama yang erat di berbagai bidang, termasuk pertahanan, perdagangan, investasi, infrastruktur, dan isu-isu global," tutur Hwang.

"Korea siap membangun hubungan yang lebih kuat dengan Indonesia. Tahun depan kita akan merayakan 50 tahun berdirinya hubungan diplomatik Korea-Indonesia. Kami akan meluncurkan inisiatif dan proyek bersama baru pada kesempatan yang berharga ini."

Kerja Sama RI-Korea yang Tengah Dijalin

Sesi diskusi di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dengan Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Sesi diskusi di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dengan Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Sejak bermitra, Indonesia dan Korea Selatan telah menjalin sejumlah kerja sama dalam berbagai bidang hingga kini.

"Kami mengadakan pertemuan pertahanan 2+2 ditambah dua pejabat senior pada Agustus tahun lalu (2021), di mana kami membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama kami terutama yang berkaitan dengan keamanan dan pertahanan. Kerja sama industri pertahanan adalah salah satu fitur yang menentukan dari hubungan dekat kami," ujar Direktur Hwang.

"Saat ini Korea dan Indonesia sedang mengerjakan proyek bersama untuk mengembangkan jet tempur KF21 untuk Korea dan IFX untuk Indonesia pada tahun 2026."

Prototipe telah diproduksi, dan akan ditingkatkan akhir tahun ini. "Program pengembangan bersama ini merupakan simbol kuat dari rasa saling percaya dan kemitraan strategis kami."

Menurut Hwang, "ada potensi besar bagi kerja sama kita di bidang pertahanan dan militer untuk tumbuh lebih jauh, dan itu akan terus menjadi bagian penting dari hubungan bilateral kita."

"Kedua negara telah bekerja sama erat di bidang ekonomi juga. Volume perdagangan memang menjadi indikator utama dari kerjasama antara Korea dan Indonesia."

"Selama dekade terakhir, volume perdagangan tahunan rata-rata sekitar 20 miliar dolar AS. Meskipun pandemi COVID-19 berdampak negatif pada pembeli untuk perdagangan, mengakibatkan penurunan sementara pada tahun 2020. Namun dengan cepat rebound pada tahun lalu menjadi $19,3 juta untuk membuat pembeli lebih lanjut menahan diri."

Korea dan Indonesia menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif yang dikenal sebagai CEPA pada tahun 2020. Dan kami juga telah menambahkan penandatangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional untuk menciptakan CEPA Indonesia yang akan membuat Indonesia memasuki proses diversifikasi.

"Mudah-mudahan rampung tahun ini."

Sejauh ini, ungkap Direktur Hwang, banyak perusahaan Korea yang tertarik untuk masuk ke pasar Indonesia. "Kami melihat perusahaan besar Korea yaitu Hyundai Motors dan POSCO investasi yang signifikan di Indonesia," ucapnya.

 

 

 

Korea - ASEAN Mitra yang Baik

Ilustrasi Korea Selatan. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi Korea Selatan. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Korea Selatan, sambung Direktur Hwang, selalu menghargai ASEAN sebagai teman dan mitra yang baik.

"Untuk memperkuat kerja sama kita yang saling menguntungkan di ASEAN, pemerintah Korea meluncurkan new southern policy (kebijakan selatan baru) pada tahun 2017."

Dalam new southern policy, imbuh Direktur Hwang, "kami telah melihat peningkatan jumlah pengunjung volume perdagangan bilateral."

Selain itu, Korea Selatan juga tengah mengupayakan kebijakan administrasi baru terkait visa dengan negara ASEAN. "Saya dapat meyakinkan Anda bahwa pemerintah Korea akan terus mementingkan kerjasama dengan ASEAN dan negara tetangganya."

"ASEAN akan tetap menjadi mitra penting bagi Korea, terutama karena Korea bekerja untuk mempromosikan perdamaian bebas kita di kawasan Pasifik."

Hwang mengatakan bahwa presiden baru Korea Selatan, Yoon Seok Yeol mengupayakan solidaritas yang lebih besar dengan ASEAN berdasarkan kemitraan bilateral timbal balik.

"Kami bertujuan untuk mewujudkan kawasan ini dengan kerjasama strategis yang dapat saling menguatkan antara Korea Selatan dan ASEAN di bidang sumber daya manusia, kesehatan masyarakat, budaya, transformasi, perubahan iklim dan lainnya."

Infografis Pesona K-Pop Mendamaikan Korea
Infografis Pesona K-Pop Mendamaikan Korea
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya