Ragukan Kemanjuran Obat COVID-19 China, Portal Medis Tiongkok Ini Disensor

Pihak berwenang menyensor sebuah situs informasi medis China yang populer. Gara-garanya dianggap melanggar hukum dan peraturan terkait.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2022, 06:56 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2022, 06:56 WIB
sebagian Beijing Hentikan Pengujian Massal Covid Harian
Pekerja yang mengenakan pakaian pelindung menangani kantong sampah di tempat pengujian virus corona di Beijing, Kamis (19/5/2022). Sebagian wilayah Beijing menghentikan pengujian massal harian yang telah dilakukan beberapa minggu terakhir, tetapi banyak tempat pengujian tetap sibuk karena syarat tes negatif COVID-19 dalam 48 jam terakhir untuk memasuki beberapa bangunan di ibu kota China. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - Pihak berwenang menyensor sebuah situs informasi medis China yang populer. Gara-garanya dianggap melanggar hukum dan peraturan terkait.

Mengutip VOA Indonesia, Jumat (11/8/2022), penyensoran itu diberlakukan beberapa bulan setelah diterbitkannya sebuah artikel yang mengkritik obat herbal COVID-19 yang didukung pemerintah.

DXY, yang salah satu investornya adalah raksasa teknologi Tencent, sebelumnya mempertanyakan nilai Lianhua Qingwen, obat herbal yang dipasarkan untuk demam dan sakit tenggorokan, sebagai obat Virus Corona COVID-19.

Pemerintah China menyetujui Lianhua Qingwen yang terbuat dari ramuan bahan-bahan seperti biji kamperfuli dan aprikot sebagai obat COVID-19 pada tahun 2020, dan didistribusikan ke penduduk Shanghai selama wabah tahun ini.

Artikel DXY adalah bagian dari gelombang laporan yang menyebabkan saham produsen Lianhua Qingwen, salah satu dari perusahaan obat tradisional terbesar di China, jatuh terpuruk.

Situs web tersebut sekarang telah dilarang memposting di setidaknya lima akun media sosial Weibo-nya, dengan pemberitahuan di bagian atas halaman resminya yang mengatakan bahwa karena "pelanggaran hukum dan peraturan terkait, pengguna ini saat ini dilarang memposting".

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

DXY Dituding Promosi Obat Barat, Jatuhkan Produk China

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Akun WeChat resmi DXY, yang biasanya menerbitkan beberapa artikel sehari tentang topik medis, belum diperbarui sejak Senin.

Pemberitahuan Weibo tidak merinci peraturan mana yang telah dilanggar oleh DXY, yang sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar AFP.

Pemerintah China semakin mempromosikan pengobatan tradisional di dalam dan luar negeri dalam beberapa tahun terakhir, seringkali dengan nada nasionalistis.

Liputan-liputan DXY memicu kritik karena dianggap menarget pengobatan tradisional China untuk mempromosikan obat-obatan Barat.

Amerika Serikat dan negara-negara lain telah memperingatkan bahwa tidak ada bukti bahwa Lianhua Qingwen efektif mencegah atau menyembuhkan COVID-19, bahkan ketika obat itu semakin dipromosikan oleh otoritas pemerintah di China dan Hong Kong.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Korea Utara Lawan COVID-19 dengan Obat Tradisional

Korea Utara Dilanda COVID-19, Kim Jong-un Sidak ke Apotek
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker memeriksa apotek di tengah wabah Covid-19 di Pyongyang, Korea Utara pada 15 Mei 2022. Korea Utara telah memobilisasi militernya untuk mendistribusikan obat-obatan COVID dan mengerahkan lebih dari 10.000 petugas kesehatan untuk membantu melacak pasien potensial terkena Covid-19. (STR/KCNA VIA KNS/AFP)

Korea Utara saat ini sedang bergulat dengan penyebaran COVID-19 pada populasi yang tidak divaksinasi, tanpa akses ke obat anti-virus yang efektif. Pada awal 2020, negara itu menutup perbatasannya untuk mencoba melindungi diri dari pandemi. Kepemimpinannya sejauh ini menolak dukungan medis dari luar.

Dilansir dari BBC, media pemerintah Korut telah merekomendasikan berbagai pengobatan tradisional untuk mengatasi gejala COVID-19 seperti demam. Bagi mereka yang tidak sakit parah, surat kabar partai penguasa Rodong Sinmun merekomendasikan pengobatan tradisional seperti teh jahe atau honeysuckle dan minuman daun willow.

Minuman panas dapat meredakan beberapa gejala COVID-19, seperti sakit tenggorokan atau batuk, dan membantu hidrasi saat pasien kehilangan lebih banyak cairan dari biasanya.

Jahe dan daun willow juga dapat meredakan peradangan dan mengurangi rasa sakit. Tapi tentu saja mereka bukan pengobatan untuk virus itu sendiri. Media pemerintah Korut juga merekomendasikan penderita COVID-19 untuk berkumur dengan air garam pagi dan malam. Ribuan ton garam pun telah dikirim ke Pyongyang untuk membuat solusi antiseptik, lapor kantor berita negara.

Beberapa penelitian menunjukkan berkumur dengan air garam memerangi virus yang menyebabkan flu. Tetapi ada sedikit bukti bahwa mereka memperlambat penyebaran COVID-19. Obat kumur bisa membunuh virus di laboratorium, sebuah penelitian menemukan. Tapi itu belum secara meyakinkan terbukti membantu pada manusia.

COVID-19 terutama menginfeksi orang lewat droplet di udara yang masuk melalui hidung dan juga mulut, sehingga berkumur hanya mengatasi satu titik masuknya virus. Dan begitu virus masuk, ia bereplikasi dan menyebar jauh ke dalam organ, di mana tidak ada jumlah kumur yang bisa dijangkau.

Kisah Pembelot Korea Utara Soal Obat Herbal Koryo untuk COVID-19, Benarkah Ampuh?

Bendera Korea Utara (AFP)
Bendera Korea Utara (AFP)

Korea Utara kerap jadi sorotan, bukan hanya soal uji coba senjata nuklir tapi juga perihal wabah COVID-19 yang tengah melanda negara tersebut. Belakangan bahkan kabarnya negeri tertutup itu mengklaim bakal segera mengakhiri masa pandemi di negara tersebut.

Dengan obat apa Korea Utara sukses menghadang COVID-19?

Berikut ini kisah pembelot Korea Utara, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran di Korea Utara, Lee Gwang-jin, yang mengatakan ia sering kali mengobati demam dan penyakit ringan lainnya dengan obat herbal tradisional. Namun untuk penyakit berat, masalahnya tidak semudah itu.

Apalagi kampung halamannya tidak memiliki rumah sakit yang memadai karena kekurangan ambulans, tempat tidur, dan pasokan listrik yang seringkali mati di tengah kebutuhan untuk merawat pasien kritis atau darurat.

Jadi Lee skeptis ketika dia mendengar laporan media pemerintah Korea Utara baru-baru ini yang mengklaim obat tradisional Koryo memainkan peran kunci dalam upaya negara tersebut melawan COVID-19 yang telah menewaskan jutaan orang di seluruh dunia.

"Korea Utara banyak menggunakan obat Koryo (untuk COVID-19), tetapi itu bukan obat yang pasti," kata Lee, yang mempelajari pengobatan Koryo sebelum dia meninggalkan Korea Utara pada 2018 untuk memulai hidup baru di Korea Selatan seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (25/7/2022).

"Seseorang yang ditakdirkan untuk bertahan hidup akan bertahan (dengan obat seperti itu), tetapi Korea Utara tidak dapat membantu orang yang sekarat dengan pengobatan seperti itu."

Seperti banyak aspek kehidupan lainnya di Korea Utara, obat yang diklaim pemerintah dapat menyembuhkan orang sakit digunakan sebagai simbol politik. Hal itu, kata para ahli, pada akhirnya akan memberi kesempatan pada negara tersebut untuk mengklaim bahwa pemerintahannya telah berhasil memberantas wabah COVID.

Padahal negara-negara lainnya telah berulang kali menemui kegagalan hanya dengan menyediakan pengobatan rumahan tanpa menerima bantuan dari luar.

Ketika media pemerintah mempublikasikan tentang keefektifan obat Koryo dan berupaya produksi obat herbal tersebut secara massal, timbul pertanyaan tentang apakah orang yang menderita penyakit parah mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Selengkapnya klik ini...

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya