Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke China telah membuat kehebohan geopolitik. Berbagai hinaan dilontarkan oleh media pemerintah China dan buzzer pro-China di Twitter.
"Pelosi adalah orang yang eksentrik dan bigot dalam bertindak, dan dia tidak peduli tentang pemikiran-pemikiran orang lain. Ia juga punya kemauan kuat untuk mengubah kebijakan lama Gedung Putih terkait China, terutama dalam pertanyaan Taiwan," ujar seorang pakar hubungan internasional yang dikutip Global Times secara anonim, Sabtu (30/7).
Advertisement
Baca Juga
Segala ancaman China tidak membuat gentar Nancy Pelosi. Politikus senior berusia 82 tahun itu tiba di Taiwan pada 2 Agustus 2022 dengan busana merah muda. Militer China pun langsung bereaksi.
Namun, pakar perang dingin di Kementerian Luar Negeri AS (Department of State) menyebut bahwa China hanya menggunakan kunjungan Pelosi untuk berbuat gaduh di Selat Taiwan.
Pasalnya, sudah banyak politikus yang berkunjung ke Taiwan, namun baru kali ini China bertindak agresif.
"Mereka memilih memakai kunjungan ini sebagai preteks untuk mengubah status quo," ujar Derek Chollet, Konselor di Kemlu AS.
"Yang berbeda di kasus ini adalah China ingin menggunakan kunjungan ini untuk alasan mereka sendiri agar mencoba menekan Taiwan dan men-estabilitasi kawasan," lanjutnya.
Pandangan itu diungkap Chollet dalam wawancara eksklusif The Ambassador bersama Liputan6.com. Berikut wawancara lengkapnya.
Wawancara Ekskusif Derek Chollet
Advertisement