Kasus Brian Douglas Wells, Perampokan Paling Aneh di Amerika

Tepat 19 tahun lalu, pada 28 Agustus 2003. Terjadi salah satu kejahatan paling aneh yang pernah terjadi di Amerika yakni di Erie, Pennsylvania.

oleh Resha Febriyana Putri diperbarui 28 Agu 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2022, 12:00 WIB
Perampokan bank (0)
Ilustrasi pewarna mata uang kertas yang dipakai untuk membatalkan perampokan. (Sumber Wikimedia Commons/Colin Brown)

Liputan6.com, Pennsylvania - Tepat 19 tahun lalu, pada 28 Agustus 2003. Terjadi salah satu kejahatan paling aneh yang pernah terjadi di Amerika yakni di Erie, Pennsylvania.

Dikutip laman HistoryHit, Minggu (28/8/2022), terjadi aksi perampokan yang paling tidak biasa.

Kejadian bermula ketika Brian Douglas Wells, yang saat itu berusia 46 tahun, seorang pengantar pizza, dengan tenang masuk ke Bank PNC di kota setempat dan menuntut agar mereka memberinya uang sebesar $250.000 setara dengan 3 Miliar Rupiah.

Namun yang sangat tidak biasa dari perampokan ini, Wells membawa sesuatu yang nampaknya seperti tongkat, karena terlihat ada tonjolan besar di balik kaosnya.

Dia menyodorkan sebuah catatan kepada penjaga kasir yang menuntut uang serta menyatakan bahwa benda yang berada dilehernya sebenarnya adalah bom.

Tetapi penjaga kasir tersebut mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang sebanyak itu di bank, dan penjaga kasir tersebut menyerahkan tas yang hanya berisi $8.702 setara dengan 12 juta rupiah.

Wells terlihat puas dengan tindakannya lalu pergi meninggalkan bank, dia masuk ke dalam mobilnya dan pergi. 

Segala sesuatu tentangnya tenang, damai, dan terkendali.

Selang beberapa menit kemudian, Wells berhenti lalu keluar dari mobilnya dan memungut apa yang terlihat seperti selembar uang kertas di bawah batu.

Tapi tak lama kemudian Pennsylvania State Troopers mengejarnya dan mengepung mobil itu.

Mereka memaksa Wells menunduk dan mulai memborgol tangannya di belakang punggungnya.

Kisah yang Berakhir Tragis

tangkap-korupsi-ilustrasi-131215b.jpg
penangkapan

Di sinilah kisahnya menjadi lebih luar biasa. Wells mulai menceritakan kisah aneh kepada polisi.

Wells, yang tidak memiliki catatan kriminal, mengatakan kepada para petugas bahwa dia terpaksa melakukan perampokan setelah disandera oleh tiga pria berkulit hitam saat mengantarkan pizza ke alamat yang hanya beberapa mil dari Mama Mia Pizzeria, tempat dia bekerja.

Wells mengatakan bahwa mereka menahannya dengan todongan senjata, memasang bom di lehernya, dan memerintahkannya untuk melakukan aksi perampokan.

Jika dia berhasil, dia hidup. Tetapi jika dia gagal, bom akan meledak setelah 15 menit.

Tapi polisi merasa ada kejanggalan dengan Wells. Meskipun dia bersikeras memberitahu para petugas bahwa bom itu akan meledak kapan saja, tapi Wells benar-benar santai dengan situasi tersebut.

Apakah bom itu benar-benar nyata?

Wells mungkin berpikir bahwa bom itu palsu - tetapi kebenarannya akan segera terungkap.

Tewasnya Brian Douglas Wells

ilustrasi tewas
(Ilustrasi)

Pada pukul 3:18 sore waktu setempat, perangkat mulai mengeluarkan suara bip yang keras, yang semakin lama semakin cepat.

Pada titik inilah Wells, untuk pertama kalinya, tampak gelisah.

Beberapa detik kemudian, perangkat itu meledak, dan hingga menewaskan Wells.

FBI menemukan satu set catatan penting di mobil Wells yang menjelaskan bahwa dia hanya memiliki waktu 55 menit untuk menyelesaikan serangkaian tugas, termasuk perampokan bank, sebelum nantinya perangkat itu meledak.

Setelah menyelesaikan setiap tugas, Wells akan diberi lebih banyak waktu hingga perangkat itu meledak.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi di sini?

Kisah yang panjang dan rumit ini melibatkan penyelidikan yang bahkan lebih rumit lagi.

Pada akhirnya Wells, dinyatakan terlibat dalam perampokan itu.

Terungkapnya Kasus

Pasangan Kekasih Masuk Bui Setelah Upload Uang Curian di Facebook
John Mogan (28) dan Ashley Duboe (24), terbukti telah melakukan perampokan bank di Ashville, sebuah desa yang berada di Columbus, Ohio, AS.

Wells, bersama dengan Kenneth Barnes, William Rothstein dan Marjorie Diehl-Armstrong, telah merencanakan untuk merampok bank.

Tujuan dari komplotan itu adalah mengumpulkan uang untuk membayar Barnes demi membunuh ayah Diehl-Armstrong, sehingga dia bisa mendapat warisannya.

Kenneth Barnes yang telah menyeret Wells ke dalam komplotan itu melalui seorang pria yang dia kenal dari prostitusi Diehl-Armstrong.

Namun, motivasi pribadi Wells atas keterlibatannya sampai saat ini masih belum diketahui.

Kemudian, William Rothstein meninggal karena sebab alamiah pada tahun 2003, oleh karena itu tidak pernah dikenai dakwaan.

Pada bulan September 2008, Barnes dijatuhi hukuman 45 tahun penjara karena bersekongkol untuk merampok bank dan membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan kejahatan.

Karena gangguan bipolar dan hasil dari keputusannya bahwa dia tidak layak untuk diadili, Diehl-Armstrong tidak dijatuhi hukuman sampai Februari 2011.

Namun, dia dijatuhi hukuman seumur hidup ditambah 30 tahun hukuman untuk perampokan bank bersenjata dan menggunakan alat peledak dalam kejahatan.

Pencurian Uang Elektronik
Infografis pencurian uang elektronik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya